RN - Negara Indonesia masih punya pekerjaan rumah besar di sektor energi. Pekerjaan itu salah satunya yaitu terkait impor liquefied petroleum gas (LPG).
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Subholding Gas PT Pertamina (Persero), menyampaikan akan membantu pemerintah dalam menekan impor LPG, salah satunya melalui pembangunan jaringan gas (jargas).
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan.
BERITA TERKAIT :Dia mengatakan, impor LPG RI setiap tahunnya mencapai 6 juta ton, sehingga perlu melakukan beberapa konversi untuk menekan impor ini.
"Ada beberapa konversi yang diperlukan, satu jargas C1 (metana) gas alam, kemudian kita koordinasi dengan PLN untuk kompor listrik. Rich gas di daerah Sumatera Selatan, Papua, Kalimantan, Sumatera Utara, Jatim banyak sekali yang bisa dimanfaatkan," ungkapnya.
Upaya menekan impor LPG menurutnya juga bisa dilakukan melalui produksi dari kilang minyak seperti Kilang Cilacap dan Kilang Balongan yang dioperasikan PT Kilang Pertamina Internasional.
Dua kilang ini bisa memproduksi LPG dengan volume tertentu. Kemudian, pengurangan impor LPG juga berasal dari konversi batu bara ke metanol dan Dimethyl Ether (DME).
"DME dan metanol ambil konversi dari batu bara produksi synthetic gas metanol dan DME sebagai energi rumah tangga," jelasnya.