RN - Kritik pedas politisi senior PDIP, Effendi Simbolon langsung sambut Demokrat. Adalah Andi Arief yang ambil bagian soal kritik dari Effendi Simbolon tersebut.
"Partai Demokrat tentu menyambut baik kritik keras PDIP kepada pemerintah Jokowi yang tidak tegas soal lockdown mengakibatkan saat ini terjadi jebakan pandemi," kata Andi Arief di akun Twitter-nya yang dibagikan kepada wartawan, Sabtu (31/7/2021).
Andi adalah Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat. Dia menilai saat ini suara parpol oposisi mulai mendapat sambutan setelah Effendi mengkritik Jokowi.
BERITA TERKAIT :"Suara Partai Demokrat dan PKS yang berada di luar pemerintahan bak gayung bersambut, partai koalisi siuman," kata Andi Arief.
Sebelumnya, Effendi, yang juga anggota DPR dari Fraksi PDIP menilai masuknya Indonesia ke jalur jebakan pandemi (pandemic trap) virus Corona akibat Jokowi tidak sejak awal menerapkan lockdown. Padahal Indonesia sudah punya dasar untuk melakukan lockdown, yakni UU Kekarantinaan Kesehatan.
"Pemerintah sejak awal tidak menggunakan rujukan sesuai UU Karantina itu di mana kita harusnya masuk ke fase lockdown. Tapi kita menggunakan terminologi PSBB sampai PPKM. Mungkin di awal mempertimbangkan dari sisi ketersediaan dukungan dana dan juga masalah ekonomi. Pada akhirnya yang terjadi kan lebih mahal ongkosnya sebenarnya, PSBB itu juga Rp 1.000 triliun lebih ya di tahun 2020 itu," ujar Effendi saat dihubungi.
"Presiden tidak patuh konstitusi," kata Effendi.
Istilah 'jebakan pandemi' atau 'pandemic trap' belakangan dibicarakan, didahului oleh cuitan epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono. Dalam cuitan itu, dia menyebut (mention) akun Twitter Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Pak @jokowi Indonesia sedang menuju jalur Jebakan Pandemi (Pandemic Trap) yg semakin dalam dan semakin sulit bisa keluar dengan lebih cepat. Respon kendali tak bisa dg tambal-sulam spt sekarang. Pilihannya hanya satu, kendalikan pandemi dg 3M, Tes-Lacak-Isolasi dan Vaksinasi," tulis Pandu di Twitter seperti dilihat, Jumat (30/7).