Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Krisis Kepercayaan

JokPro Dinilai Cocok 2024, HMI Ingin Jokowi Mundur

SN/HW | Rabu, 14 Juli 2021
JokPro Dinilai Cocok 2024, HMI Ingin Jokowi Mundur
Presiden Joko Widodo(Jokowi)/net
-

RN - Direktur Eksekutif Indo Barometer sekaligus penasehat Jokpro2024, Muhammad Qodari meyakini, bahwa pasangan Jokowi-Prabowo di Pilpres 2024 mampu merubah kondisi Indonesia lebih baik lagi. 

Sehingga, Indonesia akan aman dan damai, sehingga dapat berkonsentrasi pada pemulihan ekonomi dan pembangunan bangsa.

"Menjawab tesis polarisasi ekstrim pada pilpres 2024 yang polanya semakin mengeras dari 2014, 2017 dan 2019. Menghindari tawuran nasional (from voting to violence) dalam pilpres 2024," ucap Qodari dikutip dari materi KAHMI Talk Preneur bertajuk"JOKOWI, Antara Tiga Periode atau Mundur" yang dilakukan secara virtual dipandu oleh Mansyur Dalle, Rabu(14/07/2021).

BERITA TERKAIT :
Jokowi Melanggar Etika Karena Dukung Paslon, Tapi Gak Bisa Terjerak Hukum
Jokowi Selamat Dari Putusan MK, Hakim Sebut Presiden Tak Melakukan Nepotisme 

"Kita berada di era politik identitas (Identitas sebagai martabat tertinggi dan menjadi sumber konflik – Francis Fukuyama) yang melahirkan polarisasi ekstrim di mana-mana, termasuk Indonesia,"sambungnya.

Qodari menyebutkan, pasangan Jokowi-Prabowo jika dibukakan pintunya oleh amandemen UUD 1945, serta mengingat beragam suku, agama. 

Ditambah kondisi saat ini, Gerindra terlihat mesra dengan PDI-P dipercaya dapat mengantisipasi benturan. Maka akan menjadi paslon tunggal versus kotak kosong di pilpres 2024. 

"Indonesia adalah negara yang memiliki latar belakang masyarakat beragam secara suku, agama, dan pembelahan politik yang potensial melahirkan benturan tersebut. Sehingga harus diantisipasi,"bebernya.

Sementara itu di acara yang sama, Ketua Umum PB HMI MPO, Affandi Ismail menilai, pasangan Jokowi-Prabowo merupakan hal mustahil, mengingat banyak pendukung Prabowo berpaling muka, karena kecewa.

Sedangkan Jokowi sendiri merupakan sosok orang yang ingkar janji.  Dimana, program-program Jokowi saat kampanye salah satunya menciptakan lapangan kerja hanya isapan jempol belaka. Ditambah penanganan Pandemi Covid-19 yang terus berkepanjangan. 

Oleh sebab itu HMI meminta Jokowi untuk mundur.

Bukan hanya itu, Affandi juga menyinggung sosok Menteri Pendidikan yakni Nadiem Makarim.

Ia menilai, Nadiem gagal mencerdaskan anak bangsa, terlebih berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh Nadiem.

Dilain sisi, Founder KAHMI Preneur Kamrussamad selaku Oppening Speech, meminta berbagai stakeholder dan rakyat bahu membahu mensukseskan program vaksin.

Sehingga, pandemi Corona ini dapat segera berlalu. Dan perekonomian kembali pulih sediakala.