Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Corona Di Jabar Juga Meledak, Kang Emil Mulai 'Pening' 

NS/RN/NET | Senin, 14 Juni 2021
Corona Di Jabar Juga Meledak, Kang Emil Mulai 'Pening' 
-

RN - Lonjakan Corona juga mengancam Jawa Barat. Saat ini Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur secara keseluruhan ada di 68 persen. 

Artinya, sudah melewati standar WHO tapi masih di bawah titik kritis dari pemerintah pusat. Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, mengakui fakta terjadinya lonjakan kasus Covid-19 pascalibur lebaran yang masa inkubasinya jatuh di pekan ini. 

Hal ini menunjukan, ketidaktaatan pada imbauan mudik membawa pada kondisi naik kasus Covid-19.

BERITA TERKAIT :
Pilkada DKI Butuh Duit Sampai Rp 1 Triliun, Kang Emil Cuma Punya Harta 23,76 Miliar?
Ridwan Kamil Lebih Sreg Di Pilkada Jawa Barat, Jiper Ke Jakarta?

"Jadi ini nyata. Kalau pada saat itu semua taat tidak akan terjadi lonjakan seperti sekarang. Karena data pada hari lebarannya itu rendah. Salah satu peresentase (kasus) terendah itu justru di hari Lebaran. Sekarang ada kenaikan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usai Inspeksi Mendadak (Sidak) ke IGD RSHS, Sabtu malam (13/6).

"Kalau dizoom lagi ke daerah Bandung Raya ini memang BOR-nya sudah sangat tinggi karena 50 persen pasien datang dari luar Kota Bandung memilih untuk mendapatkan perawatan Covid di sini. Sehingga, menaikkan BOR di angka 85 persen," paparnya.

Dari rata-rata pasien yang ke Bandung itu, kata Emil, ia mengecek paling banyak datang ke rumah sakit Hasan Sadikin (RSHS). Di RSHS ini, terbagi dua kalau ruang isolasi ICU keterisiannya 64 persen termasuk tinggi.

Namun, ICU dari dulu sampai sekarang memang selalu tinggi karena jumlah tempat tidur terbatas hanya 40. Jadi, keterisiannya ada di 80 persen.

Jadi intinya, kata Emil, ada kenaikan tapi masih terkendali. Pemerintah,  sudah menyiapkan kalau terjadi kenaikan rasio bed untuk Covid-19 menjadi lebih tinggi dari rata-rata 20 ke 30 sampai 40 persen maka isolasi non rumah sakit akan disiapkan.

Emil meminta masyarakat memahami bila OTG tidak bisa dirawat di rumah sakit. "Jadi tidak betul ada ditolak itu, bukan ditolak dokter menilai Anda tidak perlu dirawat cukup di rumah. Jadi bukan tidak penuh, karena kenyataannya juga tidak penuh. Bahwa naik iya tapi tidak penuh," kata Emil.