RN - Ini peringatan bagi Anda pecinta makanan telur. Sebab, 80 persen telur ayam yang beredar di Indonesia mengandung bakteri.
Hal ini disebabkan, banyak praktik ternak ayam dengan kandang baterai yang bisa membahayakan kesehatan. Bakteri itu bernama Salmonella.
Diketahui, bakteri Salmonella yang terdapat pada makanan dan minuman yang tercemar masuk kedalam saluran cerna serta menginfeksi usus sehingga menyebabkan berbagai gejala-gejala terkait pencernaan. Salmonellosis juga dapat ditularkan dari satu individu ke individu lain yang terkena penyakit salmonellosis.
BERITA TERKAIT :Gejala mulai timbul 8–72 jam setelah bakteri masuk dan menginfeksi usus. Pada umumnya gejala biasanya terjadi selama 4–7 hari. Gejala Salmonellosis yakni mual, muntah, keram perut, sakit kepala hingga darah dalam tinja.
Perwakilan Act For Farmed Animals (AFFA) Elly Mangunsong menjelaskan, kandang baterai adalah sistem produksi telur intensif yang menempatkan ayam di ruang yang sangat padat. Sehingga tidak dapat berjalan dengan bebas, mematuk, atau merentangkan sayap sepenuhnya, yang merupakan perilaku alami yang sangat penting untuk kesejahteraan ayam petelur.
"Banyak hewan menderita cedera dan bulu rontok karena kontak terus-menerus dengan kawat kandang," ujarnya seperti dikutip okezone.
Diungkapkan Elly, ayam sangat menderita ketika mereka dikurung dalam kandang baterai kecil, karena ayam-ayam tersebut hampir tidak bisa bergerak.
"Konsumen tentu akan senang dengan langkah ini karena mereka kini semakin paham dan sadar tentang makanan yang mereka pilih," imbuhnya.
Sementara itu, sekira 80% produksi telur di Indonesia berasal dari kandang baterai, yang berarti lebih dari 120 juta ayam menghabiskan seluruh hidupnya dalam kondisi seperti ini.
Selain itu, menurut beberapa penelitian terbesar yang pernah dilakukan, jenis produksi ini memiliki risiko lebih tinggi terkontaminasi Salmonella, bakteri yang dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, peralihan ke telur bebas kandang juga dapat dikaitkan dengan peningkatan keamanan pangan.
Diungkapkan Elly, ayam sangat menderita ketika mereka dikurung dalam kandang baterai kecil, karena ayam-ayam tersebut hampir tidak bisa bergerak. "Konsumen tentu akan senang dengan langkah ini karena mereka kini semakin paham dan sadar tentang makanan yang mereka pilih," imbuhnya.
Sementara itu, sekira 80% produksi telur di Indonesia berasal dari kandang baterai, yang berarti lebih dari 120 juta ayam menghabiskan seluruh hidupnya dalam kondisi seperti ini.
Selain itu, menurut beberapa penelitian terbesar yang pernah dilakukan, jenis produksi ini memiliki risiko lebih tinggi terkontaminasi Salmonella, bakteri yang dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, peralihan ke telur bebas kandang juga dapat dikaitkan dengan peningkatan keamanan pangan.