Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Presidential Effect, Wajar PDIP dan Gerindra Menang Banyak

RN/JPNN | Jumat, 09 November 2018
Presidential Effect, Wajar PDIP dan Gerindra Menang Banyak
-

RADAR NONSTOP - Elektablitas PDIP dan Partai Gerindra bertengger di urutan nomor satu dan dua.

Menurut pengamat politik Said Salahudin, hal itu sangat wajar. Soalnya dua pasangan calon presiden yang bertarung di Pilpres 2019 merupakan kader dari dua parpol tersebut.

"Joko Widodo (Jokowi) kader PDIP, sementara Prabowo Subianto Ketua Umum Partai Gerindra. Wajar dua partai elektoralnya tinggi, karana ada presidential effect di situ," ujar Said di Jakarta, Kamis (8/11/2018).

BERITA TERKAIT :
Kurang 160 Ribu Dokter Spesialis, Prabowo Minta India Bantu Indonesia
Megawati Muncul Usai Jokowi Turun Di Jateng & Jakarta, Tuding Aparat Gak Netral

Demikian juga dengan PKB yang diperkirakan elektoralnya meningkat di Pemilu 2019, Said menilai cukup wajar karena terdongkrak sosok calon wakil presiden Ma'ruf Amin.

"Tapi bagaimana nasib partai pengusung lain? Semestinya juga bisa ikut menerima benefit elektoral dari dukungan yang mereka berikan kepada Jokowi dan Prabowo," ucapnya.

Said lebih lanjut mengatakan, prediksi berbagai lembaga survei sejumlah parpol pendukung Jokowi-Amin tak lolos ke Senayan, kemungkinan disebabkan pola kampanye yang diterapkan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Amin kurang tepat.

Demikian juga dengan pola kampanye yang diterapkan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, sehingga hanya Gerindra dan Demokrat yang diperkirakan lolos ke Senayan.

"Saya kira perlu ada pembaruan format kerja sama politik di antara parpol dengan masing-masing capres-cawapres, khususnya dalam model kampanye yang dikembangkan. Jika tidak, hasil survei sejumlah lembaga sangat mungkin benar-benar terjadi," ucapnya.

Said menilai, jika nantinya benar-benar hanya ada lima parpol di Senayan, bakal terjadi perubahan yang sangat besar dalam peta politik nasional ke depan.

Sebelumnya, hasil survei Litbang Kompas yang dilakukan 24 September hingga 5 Oktober lalu memperlihatkan enam parpol peserta pemilu terancam tak lolos ke Senayan dan lima parpol lainnya belum aman karena PT belum melewati PT 4 persen.

Parpol tersebut masing-masing Hanura (1 persen), PBB (0,4 persen), PSI (0,4 persen), Partai Berkarya (0,4 persen), Partai Garuda (0,3 persen) dan PKPI (0,1 persen).

Kemudian, Partai Nasdem (3,6 persen), PKS (3,3 persen), PPP (3,2 persen), PAN (2,3 persen) dan Perindo (1,5 persen).

Hasil survei menunjukkan hanya lima partai yang elektabilitasnya melampaui PT. Masing-masing PDI-P (29,9 persen), Partai Gerindra (16 persen), PKB (6,3 persen), Partai Golkar (6,2 persen) dan Partai Demokrat (4,8 persen).

#Pilpres   #Jokowi   #Prabowo   #Gerindra   #PDIP