RN-Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menilai pernyataan Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta, S.Andyka soal pembongkaran WC Umum dan musola salahi aturan di Jalan Bidara RT 09 RW 05 Kel. Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara mau numpang tenar, tapi salah tempat.
"Inikan aneh, warga protes minta dibongkar tu WC Umum ama musola yang langgar aturan. Kok anggota DPRD DKI kecam lurah. Mungkin bung Andyka mau jadi penjaga toilet kali," ucapnya kepada radarnonstop, Kamis(22/04/2021).
Menurut Adib, wajar apabila warga RW 05 Pejagalan marah dan menolak pembangunan WC Umum dan musola. Sebab, orang luar yang notabenenya bukan warga setempat ujug-ujug mau dirikan bangunan.
BERITA TERKAIT :Ditambah berikan pernyataan mengecam dan meminta lurah Pejagalan Dicopot.
"Contoh gini, kita punya rumah, tiba-tiba rumah kita diacak-acak orang lain, pasti marah," pungkasnya.
Apalagi kata Adib, tak pantas seorang anggota dewan mengecam lurah benar-benar menegakan peraturan daerah.
"Ini tentu mencoreng nama Prabowo Subianto selaku Ketum Gerindra dan Ariza Patria selaku Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta. Sekelas Dewan, mau bela aspirasi tapi ditempat salah. WC Umum dan musola langgar aturan,"tandasnya.
Sebelumnya dari informasi warga RW 05, pengajuan mendirikan WC Umum dan Musola di jalur Hijau ke pemda setempat, merupakan ide LSM Geperindo.
Dimana dalam surat pengajuan itu, berdalih untuk memperkaryakan warga. Tak tergiur dengan iming-iming itu, warga RW 05 pun menolak pembangunan itu.
Namun, LSM Geprindo mengabaikan aspirasi warga. Dan kekeuh membangun WC umum dan musola di jalur hijau. Hingga berujung pelaporan dan pembongkaran.
Sehingga, lurah Pejagalan pun dituding arogan membongkar tempat ibadah dan WC Umum dipinggir Jalan.
Tak sampai disitu, laporan itu sampai ke Kebon dan membuat murka Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta, S.Andyka. Tapi sayang, murkanya S.Andyka salah tempat.