Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Nasib Warga Palestina Saat Puasa, Untuk Azan Aja Sulit Dan Disabotase Israel  

NS/RN/NET | Jumat, 16 April 2021
Nasib Warga Palestina Saat Puasa, Untuk Azan Aja Sulit Dan Disabotase Israel  
Masjid Al-Aqsa
-

RN - Warga Palestina selalu mendapat tekanan. Anehnya, dunia internasional tidak pernah bertindak atas ulah Israel.

Otoritas Yordania melontarkan kecaman untuk Israel yang disebut menyabotase kunci pintu empat minaret atau menara Masjid Al-Aqsa dalam upaya menghalangi azan.

Seperti dilansir media Arab Saudi, Arab News, Kamis (15/4/2021), langkah Israel menyabotase kunci pintu empat menara Masjid Al-Aqsa itu dilakukan setelah pejabat wakaf menolak mematikan pengeras suara masjid pada hari pertama Ramadan yang jatuh pada Selasa (13/4) waktu setempat.

BERITA TERKAIT :
Israel Bom Rusun Di Gaza, Ratusan Mayat Bergelimpangan 
Setelah Bela Gaza Palestina, Kini Mia Khalifa Tobat Dari Bintang Film Seks

Disebutkan para pejabat wakaf Masjid Al-Aqsa bahwa Israel menginginkan ketenangan saat tentara-tentaranya berdoa di Tembok Buraq atau Western Wall, atau yang lebih dikenal sebagai Tembok Ratapan.

Diketahui bahwa Dewan Wakaf Yerusalem yang merupakan badan yang dikelola Yordania yang diberi mandat untuk mengawasi situs-situs suci umat Muslim dan Kristen lainnya di Yerusalem Timur. Sejumlah pejabat Yordania mengklaim bahwa pejabat Wakaf Yerusalem yang dikelola Yordania dan departemen urusan Al-Aqsa diganggu selama operasi Kepolisian Israel dilakukan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania, Daifallah Al-Fayez, menggambarkan tindakan Israel sebagai provokasi terhadap umat Muslim di seluruh dunia dan merupakan pelanggaran hukum internasional serta status quo historis.

Dia menegaskan bahwa Masjid Al-Aqsa merupakan situs suci Islam 'murni' dan bahwa Departemen Wakaf Yerusalem merupakan 'satu-satunya otoritas' yang ditugaskan mengawasi semua urusan di kompleks tersebut.

Seorang sumber pada Dewan Wakaf Yerusalem menuturkan kepada Arab News bahwa: "Ini merupakan pertama kalinya sejak tahun 1967, penindas Israel menyabotase kunci demi masuk ke dalam minaret dan secara fisik memutus aliran listrik ke pengeras suara. Dan mereka mengejar pejabat dan staf wakaf yang menolak melakukan tuntutan mereka."

Israel diketahui telah menandatangani banyak perjanjian internasional yang mewajibkannya untuk menghormati kesucian tempat-tempat suci.

Dilaporkan bahwa sirene Israel dibunyikan di Yerusalem pada Selasa (13/4) malam, pukul 20.00 waktu setempat, sebagai wujud penghormatan untuk 23.928 tentara yang gugur. Sementara azan isya dikumandangkan pukul 20.29 waktu setempat.

Tindakan Israel ini menuai kritikan dari banyak pihak. Salah satunya Kepala Komisi Islam-Kristen untuk Yerusalem, Hanna Issa, yang menuturkan kepada Arab News bahwa tindakan Israel melanggar Konvensi Roma tahun 1998 dan menyerukan komunitas internasional untuk menuntut pertanggungjawaban Israel.

Dimitri Diliani selaku Presiden Koalisi Kristen Nasional untuk Tanah Suci menuturkan kepada Arab News bahwa insiden itu merupakan upaya menindas kebebasan beragama dan mewakili serangan terhadap tempat-tempat suci Islam di Yerusalem.

"Selain itu, hal ini mencerminkan kebijakan rasis dari penindas Israel yang tidak bisa menerima siapapun yang bukan Yahudi," cetus Diliani.

Salah satu anggota Komisi Eksekutif pada Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Ahmad Tamimi, mendorong tindakan internasional untuk mengakhiri pelanggaran Israel terhadap situs-situs suci umat Muslim di Yerusalem.