RN - Diam-diam Anies Baswedan hobi kuliner pinggir jalan. Kali ini Gubernur DKI Jakarta itu mampir di Warung Pecel Lele di kawasan Pasar Jumat.
Anies mampir ke warung Pecel Lele asal Brebes, Jawa Tengah saat hendak pulang ke rumahnya dengan naik sepeda di kawasan Lebak Bulus, Jaktim. Saat sedang memesan Anies melihat seorang bocah 14 tahun, Rosi sapaan akrab Muhammad Fahri Husaini Arrosi.
Rosi terlihat terampil bergerak sambil memotong sayur-sayuran, menyeduh teh atau jeruk panas, menyiapkan nasi ataupun membawa piring-gelas kotor lalu mencucinya. Lap basah itu bergerak cepat di tangannya. Rosi memang lincah, tangkas, cakap dan ceria.
BERITA TERKAIT :"Saya pandang dia dari kejauhan, dari tempat saya duduk di warung. Sesekali mata kita bertatapan, lalu kita sama-sama saling senyum. Dia tahu saya memperhatikan, dan sesekali dia juga mencuri pandang," tegas Anies dalam akun Facebooknya yang dilihat radar nonstop pada Jumat (26/3).
Anies: Lagi ngapain?
Rosi: Motong sayur Pak. Kalau Pas Bapak lagi ada urusan lain, saya yang kerjakan di sini.
Anies: Apakah bisa kerjakan semua?
Rosi: Iya Pak. Bisa semua tapi tetep harus ada yang bantu biar cepet.
Anies: Kapan belajarnya?
Rosi: Kalau pagi Pak, soalnya sekolahnya masuk siang dan sekarang kan online.
Rupanya Rosi memilih sekolah yang masuknya siang agar pagi hari bisa istirahat dan belajar.
Anies: Apa cita-citanya?
Rosi: Saya mau jadi pengusaha Pak
Anies: Mimpinya jelas. Jawabnya cepat.
Rosi dan orangtuanya berasal dari Jatibarang, Brebes, Jawa Tengah. Keluarga ini menjalankan sebuah usaha warung pecel lele di tepi jalan. Di serambi sebuah bengkel yang mereka sewa tempat untuk warung.
Tenda dibentang setelah bengkel tutup di sore hari. Suami, istri dan anak bekerja bersama. Dan, semua tertib bermasker walau areal penggorengan itu lembab dan panas.
Sebuah warung yang amat sederhana. Keluarga ini juga sederhana. Tapi mereka adalah keluarga tangguh. Terlihat bahwa sesungguhnya orangtua Rosi (Agus) itu pendidik yang hebat dan dia sedang mendidik anaknya menjadi ulet, terampil, bersahaja dan tangguh.
Ayah dan Ibu yang sederhana ini tengah menumbuhkan sebuah generasi baru yang hebat. Warungnya adalah ruang pendidikannya. Warungnya adalah ruang perluasan wawasannya. Mereka latih anaknya untuk kalahkan kantuk, kalahkan lelah, dan untuk menata satu persatu bata utk bangunan masa depan yang lebih baik.
Kota ini penuh dengan orang-orang tangguh. Negeri ini memang produsen pekerja keras. Orangtua yang dalam kesederhanaanya dan tanpa disadarinya sedang mendidik anak-anaknya jadi pribadi hebat.
Dan kita doakan Rosi, serta jutaan Rosi lain di kota ini, di bangsa ini makin tangguh ditempa dan kelak mereka jadi pribadi membanggakan bagi ibunya, bagi ayahnya dan bagi kita semua.