RN - Sebaran Corona memang sudah turun. Tapi dilihat dari tren, ada empat provinsi yang masih tinggi.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan selama pandemi Covid-19 di Indonesia, Provinsi di Pulau Jawa dan Bali konsisten memberikan kontribusi tinggi penyumbang angka kasus Covid-19.
“Jika dilihat dari perkembangan 11 bulan, provinsi di pulau Jawa dan Bali secara konsisten memberikan kontribusi yang tinggi dalam jumlah kasus Covid-19 di Indonesia,” kata dalam update Perkembangan Penanganan Covid-19 di Indonesia secara virtual, Kamis (4/3/2021).
BERITA TERKAIT :Sikapi Kondisi Pasien Koma Usai Menjalankan Operasi, Begini Penjelasan RSUD Kota Bekasi
Duka Gempa Sumedang, Pasien RSUD Teriak Kiamat Sambil Bawa Infus
Wiku mengatakan, hal ini dibuktikan dengan hampir seluruh provinsi di Pulau Jawa dan Bali selalu berada di 10 besar.
“Dan hampir di setiap bulan kecuali bulan Oktober 2020, di mana hanya 4 provinsi dari pulau Jawa dan Bali yang masuk kedalam 10 besar,” katanya.
Jika dilihat lebih dekat lagi, kata Wiku, maka DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur hampir selalu menduduki posisi empat besar jumlah kasus tertinggi yaitu pada bulan April, September sampai dengan Desember 2020, Januari dan Februari 2021.
“Kasus yang ada pada 10 provinsi dengan kasus tertinggi ini menyumbangkan lebih dari 90% kasus pada awal pandemi. Kemudian menunjukkan tren penurunan hingga pada bulan Februari menjadi 80 persen,” ungkap Wiku.
Wiku mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa seiring berjalannya waktu dengan karakteristik Indonesia yang merupakan negara kepulauan, dengan karakteristik wilayah yang bervariasi kasus Covid-19 mulai menyebar ke lebih banyak provinsi di Indonesia.
Sehingga, ungkap Wiku saat ini kontribusi 10 provinsi tertinggi ini tidak tinggi pada awal pandemi dengan adanya data ini.
“Maka dapat disimpulkan bahwa sejak awal pandemi hingga sekarang penyumbang kasus Covid-19 terbanyak di Indonesia konsisten berasal dari Pulau Jawa khususnya DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur,” katanya.
“Hal ini terjadi mengingat provinsi-provinsi tersebut merupakan provinsi dengan kota-kota besar populasi lebih banyak dibanding provinsi lainnya. Sehingga potensi penularan menjadi lebih tinggi di tengah masyarakat,” pungkasnya.
