RADAR NONSTOP - Tindakan yang dilakukan beberapa Rumah Sakit (RS) swasta di DKI Jakarta dianggap tidak bertanggung jawab terhadap pelayanan dan penanganan pasien duduga covid-19. Hal itu diungkapkan Ketua Nasional Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia, Agung Nugroho.
Menurut Agung, saat ini banyak Rumah Sakit swasta yang merujuk lepas pasien ke RSUD maupun RSP. Terlebih, pasien tersebut memiliki gejala penyakit mengarah kepada covid-19. Alasan mereka, ucap Agung, adalah ketiadaan alat kesehatan yang menunjang. Tak jarang, pasien mesti menuju RS rujukan menggunakan mobil pribadi atau kendaraan online.
"RS Swasta saat ini banyak yang merujuk lepas pasiennya ke RSUD atau RSP dengan dalih tidak ada alat atau pasien berpenyakit yang mengarah ke Covid. Itu tanpa dilakukan sistem rujukan, sehingga keluarga pasien membawa keluarganya yang sakit dengan kendaraan pribadi atau taksi online," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (15/1/2021).
BERITA TERKAIT :Saat ini, kata Agung, ia melihat RS Swasta abai terhadap prosedur rujuk pasien. Misalnya, pasien dengan gejala covid dirujuk tanpa menggunakan ambulan. Selain itu, saat pasien tiba di RS rujukan pun, lanjut Agung, penanganan tidak segera dilakukan. Alasannya, RS pertama tidak melakukan konfirmasi kepada RS rujukan. Terlebuh, RS rujukan tersebut merupakan RS khusus Covid-19.
"Permasalahannya, jika benar pasien tersebut positif Covid maka RS Swasta sudah ikut andil menyebarkan virus covid-19 ke mana-mana dengan tidak melakukan sistem rujukan dan mengantarkan pasien ke RS rujukan dengan ambulan. Belum lagi begitu sampai ke RSUD, karena rujuk lepas maka RS Swasta tidak melakukan konfirmasi dengan ke RSUD. Sehingga begitu sampai RSUD, pihak RSUD terkadang tidak dapat langsung menerima terlebih jika keluarga pasien membawanya ke RSUD atau RSP yang ditunjuk sebagai RS khusus Covid," paparnya.
Agung mengungkapkan, pihaknya mengkhawatirkan tindakan RS swasta tersebut menjadi pola baru penularan covid-19. Ia menyebut, jika pasien tersebut benar-benar positif covid, maka terindikasi virus bakal menyebar ke mana-mana. Kemudian jika pasienya negatif dan dirujuk ke RSUD atau RS. Covid, ia menilai pasien tersebut dapat terpapar covid-19.
"Bayangkan jika memang benar pasien itu positif covid, artinya ketika dibawa kemana-mana itu maka virus covid nya sudah tersebar kemana-mana. Bayangkan juga jika ternyata pasien negativ covid, tapi karena datang ke RSUD atau RSP khusus Covid maka kemungkinan terpapar covidnya sangat besar," ungkapnya.
Agung menyontohkan kasus yang pihaknya temukan pada Kamis malam (14/1), salah satu RS swasta di Jakarta Timur merujuk pasien dengan keluhan sesak nafas ke RSUD Pasar Minggu. Namun, perujukan tersebut tidak disertai dengan prosedur semestinya, yakni konfirmasi dan penyediaan ambulan. Sehingga, pihak keluarga pasien menggunakan kendaraan online menuju RSUD Pasar Minggu.
Tidak berhenti disana, RSUD Pasar Minggu tidak langsung menangani pasien tersebut lantaran mengaku tidak mendapat konfirmasi dari RS awal. Meskipun, setelah diberikan penjelasan oleh keluarga pasien, akhirnya pasien mendapatkan perawatan di IGD RSUD Pasar Minggu.
"Semalam kejadian lagi, dimana RS Swasta di wilayah Jaktim tidak melakukan sistem rujukan kepada pasiennya. Hanya mengarahkan keluarga pasien agar membawa keluarganya dengan diagnosa sesak nafas ke RSUD Pasar Minggu (RSUD khusus covid19). Disana oleh keluarganya dibawa dengan taksi online ke RSUD Pasar Minggu," tuturnya.
"Sesampainya di RSUD Pasar Minggu sempat tertahan di mobil karena di RSUD khusus covid tidak bisa datang langsung, harus dengan rujukan terkonfirmasi, baru bisa dilayani. Setelah menjelaskan ke pihak RSUD Pasar Minggu akhirnya pasien diturunkan ke IGD, hasil observasi pasien diarahkan (tanpa sistem rujukan) ke RSUD lain," jelasnya.
Atas kejadian tersebut, Agung meminta pihak RS swasta bertanggung jawab serta tidak lagi mengarahkan keluarga pasien untuk membawa sendiri pasien ke RS rujukan. Atas dasar itu pula, Agung meminta Pemprov DKI memberikan sikap terhadap RS Swasta atas perlakuannya tersebut.
"RS Swasta harus bertanggung jawab terhadap pasiennya dan tidak lagi mengarahkan keluarga pasien untuk membawa sendiri keluarganya yang sakit ke RSUD atau RSP khusus covid. Pemprov DKI harus bersikap terhadap tindakan RS Swasta yang tidak bertanggungjawab terhadap pasiennya dengan tidak menerapkan sistem rujukan kepada pasiennya." Pungkasnya.