RADAR NONSTOP - Perjuangan mencari dan mengevakuasi korban pesawat Sriwijaya SJ 182 yang mengalami kecelakaan diperairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1) kemarin memang tidak mudah. Terlebih, musibah itu terjadi ditengah angka positif covid sedang meninggi.
Basarnas sebagai koordinator pencarian pun harus terus mengingatkan semua pihak yang berada di lokasi, baik yang terlibat langsung dalam pencarian di tengah laut, maupun yang stand by di pelabuhan untuk tetap mematuhi ptotokol kesehatan.
Direktur Operasi Basarnas (Mar) Rasman mengatakan banyak orang di JICT II yang dinyatakan reaktif. Hal itu setelah dilakukan tes swab kepada berbagai pihak di lokasi.
BERITA TERKAIT :"Dari yang memeriksakan diri itu, ada petugas, ada media, ada relawan. Ternyata ya ada yang reaktif, banyak yang reaktif," kata Rasman di JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/1/2021).
Menurut Rasman, orang yang dinyatakan reaktif kemudian di isolasi. Hal itu ungkap Risman sebagai prosedur pencegahan penyebaran covid-19. Selain di isolasi, Risman memastikan tidak akan mengizinkan orang dengan status reaktif untuk melakukan kegiatan kemabali di JICT.
"Langsung di-swab, kemudian langsung diisolasi, kan prosedurnya begitu. Tidak boleh lagi berkeliaran di sini. Langsung diisolasi, tidak boleh berkegiatan lagi di sini," kata Rasman.
Sebelumnya, Staf Khusus Presiden RI, Angkie Yudistia mengunjungi pelabuhan JICT II Tanjung Priok yang digunakan titik koordinat evakuasi korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Dalam kunjungannya itu Angkie memantau seluruh aktivitas yang dilakukan di lokasi.
Angkie mengatakan, Basarnas sebagai garda depan regu pencarian dan penyelamatan korban pesawat Sriwijaya diharapkan tetap memantau semua aktivitas orang sehingga dipastikan mematuhi protokol kesehatan covid-19.
"Basarnas sebagai garda depan dalam operasi ini yang paling utama menjaga karena ini disaat Pandemi," ujarnya kepada wartawan di lokasi, Senin (11/1).