Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Bisnis Digital Lagi Seret, Jack Ma Kini Bukan Orang Paling Tajir Di Asia

NS/RN/NET | Minggu, 03 Januari 2021
Bisnis Digital Lagi Seret, Jack Ma Kini Bukan Orang Paling Tajir Di Asia
Jack Ma
-

RADAR NONSTOP - Dominasi Jack Ma yang beberapa tahun terakhir dijuluki sebagai orang paling tajir di Asia kini anjlok. Kabarnya bisnis digital yang dimiliki Jack Ma sedang seret. 

Jack Ma harus puas digeser dengan teman satu negaranya yakni Zhong Shanshan. Bahkan, Zhong berhasil menggeser Mukesh Ambani, pengusaha India.

Zhong kini menjadi miliarder asal China dan menduduki posisi orang terkaya di Asia.  

BERITA TERKAIT :
Jumlah Orang Kaya Baru Turun, BPS Sebut Dampak Corona 
BCA, Tempat Orang Tajir Di Indonesia Untuk Simpan Duit

Sebelumnya posisi orang terkaya di Asia dipegang Mukesh Ambani, pria asal India. Kekayaan Jack Ma kini mencapai US$ 51,2 miliar, turun dari level tertinggi US$ 61,7 miliar di bulan Oktober. Lalu, Zhong yang punya julukan 'Serigala Sendiri' itu tercatat memiliki beberapa bidang bisnis, seperti media, pertanian, hingga kesehatan. 

Selain itu, Zhong juga diketahui tidak terlibat politik praktis China. Kekayaan bersih Zhong melonjak US$ 70,9 miliar tahun ini menjadi US$ 77,8 miliar, menjadikannya orang terkaya ke-11 di planet bumi. 

Peningkatan jumlah harta kekayaannya menjadi salah satu yang tercepat di dalam sejarah. Faktor-faktor yang dinilai menjadi kunci keberhasilannya tahun ini adalah Beijing Wantai Biological Pharmacy Enterprise dan Nongfu Spring yang dipimpinnya. Pada bulan April lalu, Zhong meluncurkan perusahaan farmasinya ke publik. Beberapa bulan kemudian, Nongfu Spring yang memproduksi air kemasan juga menyusul.

Karena keputusan tersebut, saham Nongfu telah melonjak 155% sejak debut mereka, dan Wantai naik lebih dari 2.000% setelah menjadi salah satu perusahaan pengembang vaksin COVID-19.

Sebelumnya diberitakan, kalau Jack Ma harus rela kehilangan kekayaannya akibat tekanan pemerintah China. Mengutip Bloomberg, Rabu (30/12), Kekayaan bersih Jack Ma telah turun hampir US$ 11 miliar atau setara Rp 155,1 triliun (kurs Rp 14.100) sejak akhir Oktober 2020 karena Otoritas China meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan miliknya yang juga menjadi raksasa teknologi di Tiongkok.

Mantan guru bahasa Inggris berusia 56 tahun,yang sering dikaitkan dengan meroketnya sektor internet China, mencapai puncak dengan nilai kekayaan mencapai US$ 61,7 miliar atau setara Rp 869,97 triliun tahun ini dan bersiap untuk mendapatkan kembali gelar orang terkaya di Asia.

Sekarang, dengan kekayaan US$ 50,9 miliar atau setara Rp 717,69 triliun, posisi Jack Ma kini merosot di urutan ke-25 orang terkaya di dunia versi Bloomberg Billionaires Index.

Meskipun salah satu pendiri Alibaba Group Holding Ltd yang kini menjadi perusahaan yang dibidik pemerintah China, Jack Ma bukan satu-satunya yang merasakan tekanan.