RADAR NONSTOP - Tingkat kematian Corona di Jakarta jauh lebih rendah dari nasional. Jakarta hanya tercatat 1,9 persen kerawanan meninggal.
Sementara nasional mencapai 3 persen. Lalu apa resepnya?
Seperti kota lainnya di dunia, Jakarta juga sedang menghadapi tantangan dari pandemi COVID-19. Melalui City 4.0, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memanfaatkan pendekatan kolaboratif sebagai suatu solusi menghadapi COVID-19.
BERITA TERKAIT :Dalam hal ini, Anies mengubah peran gubernur menjadi kolaborator dan masyarakat sebagai operator yang juga berperan dalam menghadapi tantangan di Jakarta.
"Pada saat kami mengatasi tantangan ini, kami melakukan pendekatan kolaboratif dengan kepentingan yang relevan untuk menjadi bagian dari solusi dalam menghadapi tantangan," ujarnya dalam JDCN Forum 2020 dalam sesi 'International Plenary Discussion', Jumat (18/12/2020).
Sejak awal pandemi, Anies juga menyebut pendekatan yang pertama yang dilakukan adalah dengan berpikir terbuka terhadap berbagai hal. Salah satunya melalui kolaborasi terhadap berbagai pemangku kepentingan.
"Sejak 2020, saat kami menghadapi pandemi pendekatan pertama kami adalah berpikiran terbuka, mendengarkan kata-kata dari para ahli dan juga keputusan berbasis data. Itu adalah strategi yang kami adopsi. Jadi, kami mengundang semua para pemangku kepentingan kunci untuk bekerja sama," ujarnya.
Dalam penanganan dan pencegahan COVID-19, Anies juga menyebut pihaknya melakukan kolaborasi dengan seluruh laboratorium yang ada di Jakarta. Ia menjelaskan Pemprov DKI melakukan sinkronisasi antar seluruh laboratorium yang ada di Jakarta. Dengan demikian proses pengujian dan pelacakan COVID-19 bisa diatasi dengan baik.
"Kami memperluas laboratorium kami dengan mengumpulkan semua lab yang ada di Jakarta. Sejauh ini ada 76 laboratorium, kami mensinkronkan perlengkapan, standar prosedur, kapasitas, dan sumber daya manusia. Jadi semua laboratorium bisa melakukan pengujian," paparnya.
Pemerintah juga turut memperkuat dengan ikut andil dalam pengambilan sampel. Adapun sampel tersebut disebar ke seluruh laboratorium yang ada dan nantinya akan dikembalikan dalam bentuk berupa hasil lab.
Adapun hasil dari kolaborasi ini memberikan dampak yang cukup baik bagi pengujian hasil tes COVID-19 di Jakarta. Bahkan, dalam 8 bulan terakhir Jakarta telah melakukan test sebanyak 27.000 per harinya.
"Kami sebagai kolaborator dan kami memperlakukan mitra kami sebagai co-creator dan mereka menciptakan solusi yang kami adopsi. Jadi, kami bisa meningkatkan kapasitas pengujian kami. Pada saat ini, jumlah kapasitas kami 8 kali lebih tinggi dari standar. Ada 27 ribu tes per hari dalam 8 bulan terakhir," katanya.
Bukan hanya itu saja, Anies pun mengajak para tenaga kesehatan di seluruh Indonesia untuk ikut berkolaborasi dalam menghadapi tantangan COVID-19. Ia menyebut ada sebanyak 1.300 tenaga kesehatan yang ikut berperan menangani COVID-19 di Jakarta. Hasilnya, kasus fatalitas di Jakarta jauh lebih rendah daripada angka nasional.
"Dengan melalui pendekatan tersebut bisa saya katakan bahwa kasus fatalitas di Jakarta pada saat in 1,9%, yang mana angka ini jauh lebih rendah daripada angka nasional. Dan ini karena kami melakukan pengujian awal, pelacakan massif, dan fasilitas perawatan yang cukup," pungkasnya.