Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Pansus Sebut Mustahil Banjir Jakarta Surut 6 Jam, Begini Kata Kadis SDA Juaini

SN | Kamis, 12 November 2020
Pansus Sebut Mustahil Banjir Jakarta Surut 6 Jam, Begini Kata Kadis SDA Juaini
-

RADAR NONSTOP - Banjir Jakarta memang menjadi persoalan tak kunjung usai. Pasalnya, menangani banjir mesti terjalin sinergitas dari hulu ke hilir. Belakangan, Pansus Banjir DPRD DKI t Jakarta menyinggung genangan air mustahil surut dalam waktu 6 jam.

Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta, Juaini menyampaikan, selama ini ketika pihaknya mendapat informasi atau menemukan genangan di badan jalan, tidak sampai 6 jam sudah kembali surut. Ia pun melihat posisi ketinggian sungai kembali normal.

"Memang kita bisa lihat ini, selama ini kalau genangan di badan jalan, memang sebenarnya tidak sampai 6 jam sudah surut. Ada beberapa tempat di badan jalan, diinformasikan ada genangan, lalu kita samperin ke lokasi, ternyata memang sudah nggak ada, sudah surut. Itu memang lokasi-lokasi tertentu dan itu juga kita lihat, ketinggian sungai kembali ke posisi normal," katanya di Jakarta, Rabu (11/11/2020) malam.

BERITA TERKAIT :
Gaduh Fasos Fasum, DPRD DKI Sebut Pengembang Perumahan Jelambar CV Harapan Baru? 
Fasos Fasum Jakarta Senilai Triliunan Rupiah Gak Jelas, Pemprov Jangan Anggap Enteng BPK?

Juani menjelaskan bahwa pemprov sudah memiliki pompa mobile. Meskipun masih terbatas, ia meyakini bisa memaksimalkan pengendalian genangan banjir.

"Kalau di cekungan kan, airnya harus dipompa, tidak bisa mengandalkan gravitasi. Kalau pakai gravitasi, kita lihat saja dari jauh, lama-lama dia surut sendiri. Tetapi kalau daerah cekung tanpa pompa mobile mungkin bisa lebih dari 6 jam. Tapi itulah fungsinya kita punya pompa mobile. Dengan pompa mobile itulah air dalam cekungan kita buang ke lokasi lain," jelasnya.

Juani mencontohkan, kawasan Rawa Buaya yang diketahui sebagai kawasan cekung kemudian menyebabkan air sulit bergerak, ia gunakan pompa mobile untuk membuang air kelokasi lain. Sekalipun lokasi genangan ada di bagian dalam yang sulit dijangkau pompa mobile, pihaknya akan menggunakan pompa apung.

"Misalnya di kawasan kemarin di Rawa Buaya, itu kan kemarin di kawasan Rawa Buaya, itu kawasan yang cekung, seperti mangkuk kan, air kalau masuk ke situ kan nggak bisa keluar. tentunya kita harus pompa, itulah fungsi kita tambah pompa-pompa mobile," ujarnya

"Terus kalau sampai ke lokasi ke dalam-dalam, pompa mobile tidak masuk, kita siapkan pompa apung, yang cuma bisa digotong oleh 2 orang atau petugas, itu yang bisa masuk sampai ke dalam-dakam, jalan-jalan setapak. Selangnya bisa panjang sampai 100 meter. Kita lempar saja ke genangan, itu pompa nanti sedot, itu upaya mempercepat supaya genangan surut," tambahnya.

Sebelumnya, Ketua Pansus Banjir DKI Jakarta, Zita Anjani menyangsikan genangan banjir di wilayah Jakarta bisa surut dalam waktu 6 Jam. Hal ini mengingat, ruang terbuka hijau serta sumur resapan masih terbilang minim dari kebutuhan infrastruktur pengendalian banjir Ibu Kota.

"Tingkatkan Lahan Hijau dan serapn. Saya yakin Pemprov tahu Ruang Terbuka Hijau kita hanya 9,98%, padahal yang dibutuhkan untuk menyerap air di Ibu Kota sebesar 30%. Lalu mau mengandalkan sumur resapan yang nyatanya baru di bangun 1.772 titik dari 1,8 juta titik yang di butuhkan. Tentu itu hal yang mustahil untuk menghilangkan genangan dalam 6 jam," ucap ketua Pansus Banjir Jakarta, Zita Anjani.

#DPRD   #Pansus   #Banjir