Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Donald Trum Vs Biden Dan Nasib Ekonomi Indonesia

NS/RN/NET | Rabu, 04 November 2020
Donald Trum Vs Biden Dan Nasib Ekonomi Indonesia
-

RADAR NONSTOP - Penghitungan hasil pilpres Amerika Serikat (AS) menjadi sinyal perkembangan ekonomi Indoneisa. Joe Biden melawan Donald Trump berlangsung seru.

Hingga berita ini diturunkan, data sementara menunjukkan capres Partai Demokrat, Joe Biden, unggul jumlah electoral votes namun kalah suara untuk popular votes dari Presiden Donald Trump.

Seperti dilansir New York Times (NYT), Selasa (4/11/2020), penghitungan NYT menyatakan bahwa Biden sejauh ini meraup 131 electoral votes dan Trump baru mendapatkan 92 electoral votes.

BERITA TERKAIT :
Bantuan Duit Perang Dari AS Ke Israel & Ukraina Bikin Kusut Dunia 
Ngeri Banget, Amerika Bakal Suntik Duit Untuk Israel Dan Ukraina

Dibutuhkan setidaknya 270 electoral votes -- dari total 538 electoral votes yang ada -- untuk memenangkan pilpres AS.

Jika Biden unggul dalam perolehan electoral votes, Trump berhasil mendapatkan suara lebih banyak untuk popular votes, atau yang berarti perolehan suara langsung dari pemilih AS.

Menurut penghitungan sementara NYT, jumlah popular votes yang masuk untuk Biden dan Trump sejauh ini hanya berbeda tipis. Trump unggul dengan meraup 29.505.921 suara (50,4 persen), sedangkan Biden baru meraup 28.221.691 suara (48,2 persen).

Data penghitungan media terkemuka AS lainnya, ABC News, juga menunjukkan hasil serupa. Trump unggul dalam popular votes namun kalah dalam perolehan electoral votes.

Menurut data ABC News, Biden sejauh ini meraup 89 electoral votes dan Trump mendapatkan 72 electoral votes. Sementara untuk popular votes, Trump sejauh ini meraup 28.602.024 suara dan Biden meraup 27.311.137 suara.

Karena pilpres AS menganut sistem electoral college atau sistem keterwakilan, maka perolehan electoral votes menjadi penentu kemenangan seorang capres.

Diketahui, ekonomi Indonesia memang masih terpengaruh kekuatan AS. Mata uang dola AS misalnya, menjadi pemicu naik turunnya perkembangan ekonomi bangsa ini.