Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Tim Medis Lelah Hadapi Lonjakan Pasien Corona, Warga Pakai Masker Dong Bro

NS/RN/NET | Jumat, 23 Oktober 2020
Tim Medis Lelah Hadapi Lonjakan Pasien Corona, Warga Pakai Masker Dong Bro
Ilustrasi
-

RADAR NONSTOP - Jumlah tenaga medis yang terpapar Corona terus naik. Ada 247 tenaga kesehatan di Bekasi positif terpapar Covid-19. 

Angka tersebut kumulatif dari tenaga kesehatan yang berada di Kota, dan Kabupaten Bekasi sejak Maret hingga Oktober ini. 

Saat ini, mereka terus berjuang melawan penyebaran virus corona yang terjadi di wilayah Timur DKI Jakarta tersebut.

BERITA TERKAIT :
Salat Ied Hari Minggu di JIS, Diimbau Bawa Sajadah dan Wudu dari Rumah 
Banyak Yang Batuk Pilek, Kasus Corona Harian Di DKI Nyaris 1.000 Kasus Per Hari

Pemerintah Kota Bekasi mencatat total tenaga Kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 184 orang. Tenaga kesehatan itu tersebar di 33 Puskesmas dan 4 Rumah Sakit (RS), baik RSUD Chasbullah Abdulmajid maupun tiga RSUD tipe D. Dari total 43 Puskesmas di seluruh wilayah Kota Bekasi, tercatat 10 Puskesmas yang didapati tidak terpapar di Kota Bekasi.

Secara rinci, 111 tenaga kesehatan terpapar bertugas di Puskesmas, 71 Nakes di RS, ditambah dua analis bertugas di RS Darurat Stadion Patriot Candrabhaga.

"Mereka kelelahan menangani wabah corona ini, tapi mereka sudah dalam penanganan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati, Kamis (22/10/2020).

Menurut dia, faktor yang memperbesar risiko mereka terpapar adalah intensitas mereka untuk berhadapan dengan masyarakat maupun temuan kasus Covid-19 di masing-masing layanan kesehatan. Saat ini penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) menjadi perhatian pemerintah, meskipun APD yang tersedia dinilai sudah aman untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Selain penyebaran di masing-masing layanan kesehatan, tidak menutup kemungkinan terjadi di luar tugas, seperti di lingkungan masyarakat saat beraktivitas. Lama penggunaan APD dan saat melepas atau mengganti APD dinilai harus menjadi perhatian Nakes yang tengah berjuang, terlebih pada saat imun tubuh dalam kondisi tidak baik.

Saat ini, kata dia, 90% tenaga kesehatan itu dinyatakan sembuh dan sudah Kembali beraktifitas seperti biasanya dengan menangani warga yang terpapar corona. Sedangkan sisanya masih melakukan isolasi mandiri lantaran berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG).

”Mereka adalah pejuang kemanusiaan dan sebagai pahlawan,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Sri Enny mencatat hingga saat ini ada 63 orang tenaga kesehatan di Kabupaten Bekasi yang terpapar virus yang menyerang saluran pernafasan ini. Menurutnya, jumlah tersebut meningkat dari yang sebelumnya 40 orang.

”Totalnya hingga bulan Oktober ini mencapai 63 orang,” katanya.

Mereka yang terpapar bertugas di Puskesmas, Rumah Sakit Daerah maupun Swasta, dan Dinas Kesehatan. Hingga saat ini, 61 tenaga kesehatan itu dinyatakan sembuh, satu orang isolasi mandiri dan satu lainnya meninggal dunia.

”Pada Juni lalu ada satuorang yang meninggal dunia dengan positif corona,” katanya.

Satu tenaga medis ini meninggal saat bertugas di Rumah Sakit Annisa dan praktik di Rumah Sakit di DKI Jakarta. Sebelum meninggal sempat mendapat perawatan selama tujuh hari di Rumah Sakit di Jakarta.

”Kebetulan beliau (alm) praktek juga di RS yang berada di Jakarta. Dari hasil tracking, beliau terpapar di Jakarta,” jelasnya.

Menurutnya, tidak hanya faktor kelelahan saja yang menjadi penyebab, namun kurangnya kedisiplinan menjaga protokol kesehatan, terutama dalam menggunakan APD. Selain itu, banyak pasien yang tidak jujur dengan kondisinya.

”Untuk pemerintah meminta semua tenaga Kesehatan untuk menjaga fisik dan tetap mengamankan diri dengan APD saat penanganan,” pungkasnya.