Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
2 Ribu Kasus Bencana

Sehari Bisa 3 Kali Musibah Di Jabar, Duit Penanganan Kena Potong  

NS/RN/NET | Kamis, 15 Oktober 2020
Sehari Bisa 3 Kali Musibah Di Jabar, Duit Penanganan Kena Potong  
Ilustrasi banjir di Jawa Barat.
-

RADAR NONSTOP - Jawa Barat menjadi kawasan rawan bencana. Dalam sehari bisa mencapai 2-3 kali musibah. 

Dalam setahun angka kebencanaan berjumlah 1.500-2.000 kasus. Bila dibagi dalam setahun atau 365 hari, rata-rata kejadian kasus bencana di Jabar berjumlah 2 sampai 3 kasus per hari.

Tragisnya, anggaran bencana kena potong akibat dampak pandemi Corona.

BERITA TERKAIT :
Pilkada DKI Butuh Duit Sampai Rp 1 Triliun, Kang Emil Cuma Punya Harta 23,76 Miliar?
JARI’98 Turut Berduka Atas Bencana Gempa dan Banjir, Semoga Diberi Kesabaran dan Ketegaran Iman

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membenarkan maraknya bencana di tanah Pasundan. Bencana akan meningkat terkait adanya fenomena alam La Nina.

"Intensitas hujan bisa meningkat (seperti) yang terjadi di Garut dan Tasikmalaya itu (sebagai peringatan), saya sudah kirimkan arahan kepada wali kota atau bupati agar posisinya siaga satu 1 menginformasikan warganya yang di bantaran sungai yang punya potensi (bencana) agar diterjemahkan sebagai siaga terakhir," tegasnya di Gedung Pusdai Jabar, Kota Bandung, Rabu (14/10).

Ia akui, dana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat pun turut terkena refocusing anggaran untuk penanggulangan pandemi COVID-19 ini. Kendati begitu, untuk alokasi dana yang bersifat bertahan atau survival, tetap diprioritaskan.

Anggaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat (BPDB Jabar) terkena refocusing hingga 60 persen untuk tahun ini. Kepala Pelaksana Harian BPBD Jabar Dani Ramdan mengatakan, anggaran murni untuk BPBD tahun 2020 ini sekitar Rp 30 miliar.

Angka itu dipangkas atau dialihkan karena kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan COVID-19. "Sekarang sekitar Rp 13 miliar atau Rp 14 miliar, tapi prinsipnya, penanganan bencana tetap bisa berjalan," ujar Dani, Selasa (1/9/2020).