Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Di Jakarta

Nih Klaster Penyumbang Positivity Rate Covid -19, Paling Rendah Hiburan Malam

RN/NET | Rabu, 23 September 2020
Nih Klaster Penyumbang Positivity Rate Covid -19, Paling Rendah Hiburan Malam
-Net
-

RADAR NONSTOP - Satuan Tugas Covid -19 menyebut tiga klaster besar Covid -19 di Jakarta. Masuk dalam tiga besar, yakni, Rumah Sakit, Komunitas dan Perkantoran. Posisi terendah, diantaranya hiburan malam.

Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan total ada 17 klaster Covid -19 di Ibu Kota. Data tersebut merupakan hasil analisis Satgas sejak 4 Juni hingga 12 September.

Klaster rumah sakit adalah kasus-kasus yang dicatat dari pasien RS atau laboratorium di mana warga memeriksakan diri sendiri.

BERITA TERKAIT :
Corona Marak Lagi Di Singapura, Bikin Parno Aja Tuh Virus
Diberi Penghargaan Oleh Jokowi Soal Perang Lawan Corona, Kini Tidur Dibui Karena Dituduh Korupsi APD 

Dewi mengatakan jumlah positif covid-19 dari klaster ini berjumlah 24.400 kasus atau 63,46 persen kasus covid-19 di Jakarta.

"Perlu diketahui klaster rumah sakit dari pasien RS, klinik, tau lab, jadi mereka yang memeriksakan dirinya sendiri atau mereka yang datang ke fasilitas kesehatan. Kalau kita lihat angkanya [klaster RS] minggu lalu masih 50 persen, tapi per 12 September angkanya sudah di 63,46 persen jadi memang meningkat," jelas Dewi dalam dialog Covid Dalam Angka di Youtube BNPB, Rabu (23/9/). 

Klaster terbanyak kedua adalah klaster komunitas, termasuk di dalamnya klaster keluarga. Klaster komunitas menyumbang 15.133 kasus atau 39,36 persen. Khusus untuk klaster keluarga menyumbang total kasus 7.411 kasus. Sementara sisanya adalah hasil penelusuran kontak tracing pada orang dalam satu komunitas.

Kemudian klaster perkantoran muncul sebagai klaster ketiga terbanyak. Catatan kasus klaster perkantoran sebanyak 3.194 kasus atau sekitar 8,31 persen. Dewi mengatakan ada kesulitan untuk mencari tahu asal penularan di perkantoran. 

"Dari data yang kita dapat [penularan] bisa diakibatkan beberapa hal, kita belum bisa membedakan orang yang tertular di jalan, di rumah, atau di kantor, meski temuannya berdasarkan hasil skrining kantor tersebut," jelas Dewi.

Dewi juga merinci klaster lainnya yang muncul di DKI Jakarta, seperti klaster anak buah kapal/pekerja migran 1.641 kasus (4,27 persen), klaster pegawai RS 665 kasus (1,73 persen), klaster pasar 622 kasus (1,62 persen), klaster pegawai puskesmas 220 kasus (0,57 persen), klaster asrama 118 kasus (0,31 persen).

Lalu ada klaster kegiatan keagamaan 104 kasus (0,27 persen), klaster rutan 63 kasus (0,16 persen), klaster panti asuhan 36 kasus (0,09 persen), klaster pernikahan 25 kasus  (0,07 persen), klaster sekolah 19kasus (0,05 persen), dan klaster pengungsian 6 kasus (0,02 persen). 

Dewi juga mencatat ada beberapa klaster yang baru muncul dan perlu diwaspadai. Yakni klaster hiburan malam, klaster hotel, dan klaster pesantren. Klaster hiburan malam mencatat 5 kasus (0,01 persen), klaster pesantren 4 kasus  (0,01 persen), dan klaster hotel 3 kasus (0,01 persen).

" Ini harus menjadi perhatian bersama, jadi memang muncul tempat-tempat baru yang tidak kita sadari berpotensi penularan," kata Dewi.