RADAR NONSTOP - Kewajiban memakai pasker agar terhindar dari Corona nampaknya tak digubris. Di Jakarta Barat, banyak ABG yang mondar-mandir tanpa masker.
Ironisnya para ABG ini jika dinasehati malah cuek bebek. Dari pantauan radar nonstop, banyak ABG yang tidak pakai masker di kawasan Kembangan, Cengkareng dan Kalideres.
"Kalau dibilangin harus pakai masker malah galakan dia. Daripada ribut biar saja lah," keluh Ipul warga Kembangan Utara saat ditemui wartawan, Minggu (6/9).
BERITA TERKAIT :Dia berharap para ABG itu kena razia Satpol PP dan dimasukan ke peti mati seperti di Pasar Rebo. "Masukin aja peti mati biar kapok," tegas bapak dua anak ini.
Diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut angka positivity rate atau rata-rata kasus positif Corona di Jakarta sangat mengkhawatirkan karena jauh di atas standar WHO, yakni sebesar 5 persen. Berdasarkan data yang tercatat di situs corona.jakarta.go.id.
positivity rate Corona di Jakarta dalam sepekan terakhir mencapai 12,5 persen.
"Beberapa hari ini memang agak mengkhawatirkan. Karena itu, saya sampaikan hari-hari ini, Bapak-Ibu sekalian harus lebih aktif. Mengapa? Karena angka persentase positif kita tiga minggu yang lalu itu masih di bawah 5 persen. Misalnya sebagai contoh, dites 100 orang, lalu ada 3 orang yang positif, artinya 3 persen positivity rate-nya. Sekarang positivity rate kita di atas 10 persen. Ini angka yang sangat mengkhawatirkan," ujar Anies di acara webinar yang disiarkan di channel YouTube Dinas PPAPP Provinsi DKI Jakarta, Jumat (4/9/2020).
Anies mengajak masyarakat ketat menerapkan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, dan menjaga jarak. Mantan Mendikbud itu mengatakan kapasitas testing di Ibu Kota telah lima kali lipat dari standar WHO. Menurutnya, Jakarta telah melakukan tes 50 ribu orang per minggunya.
"Kita ini melakukan testing di Jakarta sampai lima kali lipat dari standar minimal yang ditetapkan oleh WHO. WHO menetapkan sekitar 10 ribu orang dites per minggu dan Jakarta setiap minggu mengetes lebih dari 50 ribu orang. Tujuannya apa? Tujuannya untuk kita bisa cepat mendapatkan orang-orang yang terpapar COVID-19 yang belum tentu sadar bahwa dia sudah terpapar," ucapnya.
Menurut Anies, dengan semakin banyaknya orang yang ketahuan positif Corona, akan lebih mudah melakukan tracing untuk mencegah penularan semakin masif.
"Jadi kita meningkatkan kemampuan testing, otomatis akan ketahuan siapa-siapa yang positif. Tapi kalau kita tidak meningkatkan testing, angkanya kelihatan rendah. Masuk berita kelihatan, wah rendah, alhamdulillah. Ya rendah karena testing-nya sedikit. Wabahnya ada di mana-mana. Orang yang kena banyak," katanya.
"Tapi dengan kita melakukan testing, hari ini kelihatan, waduh kok banyak yang kena. Tapi bedanya, mereka ketahuan, mereka bisa diisolasi. Dan bila mereka berisiko, bisa dibawa ke tempat perawatan sehingga dirawat," sambungnya.