RADAR NONSTOP- Beberapa Kiai NU kultural asal Jawa Timur yang dimotori KH Agus Solachul Aam Wahib Wahab yang akrab dipanggil Gus Aam meminta ekonom senior Rizal Ramli turun tangan pulihkan ekonomi nasional yang terpuruk, salah satunya karena dampak pandemi Covid-19.
Gus Aam khawatir kalau kondisi ini tidak segera dibenahi, maka jurang resesi akan semakin dalam.
Gus Aam mengaku bahwa kesulitan ekonomi saat ini terasa sampai ke bawah. Termasuk yang dirasakan para pengasuh pondok pesantren, lantaran kegiatan belajar-mengajar terhenti hingga berbulan-bulan.
BERITA TERKAIT :Bahkan, sambung Gus Aam, sampai hari ini masih ada pesantren yang tutup. Tentu kondisi itu juga berdampak pada masyarakat di lingkungan pesantren. Sebab selama ini roda ekonomi mereka bergerak karena keberadaan pesantren.
"Pak Rizal Ramli punya pengalaman 20 tahun lalu. Saat itu ekonomi terpuruk imbas krisis moneter. Namun kondisi saat itu berhasil diatasi oleh beliau. Bahkan perekonomian yang minus 3 persen bisa diubah menjadi tumbuh 4 persen hingga akhirnya tumbuh 7 persen sampai sebelum Gus Dur dilengserkan," tutur Gus Aam dalam acara webinar Ngopi RR Edisi-4 - Membangkitkan Ekonomi Pesantren di Tengah Pandemi Corona, Keniscayaan atau Ilusi?, Selasa (25/8/2020).
Gus Aam-pun merasa yakin bahwa Rizal Ramli tak sekedar mampu membangkitkan ekonomi pesantren tapi sekaligus ekonomi nasional.
Karena itu, ia bersama para kiai kultural yang tergabung dalam Komite Khittah NU 1926 atau KKNU 1926 mendukung RR sebagai pemimpin nasional yang akan datang.
Ia menilai RR sebagai figur yang cerdas dan berani. Kriteria pemimpin itu yang dibutuhkan untuk membawa bangsa ini menuju adil dan makmur. Gus Aam mencontohkan ide cemerlang RR menyatukan seluruh bank syariah milik pemerintah agar asetnya bisa bertambah besar sehingga bisa bersaing dengan bank umum milik swasta.
"Rizal Ramli itu cerdas dan berani. Kepeduliannya pada nahdliyyin juga sudah terbukti. Ini pemimpin nasional yang dibutuhkan saat ini dan untuk masa depan," kata cucu pendiri NU, KH. Wahab Chasbullah ini.
Sementara itu, tokoh nasional Rizal Ramli bisa memahami kegelisahan para kiai dan pengasuh pondok pesantren di Jawa Timur dan daerah lainnya. Sebab tak bisa dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 telah memberikan dampak di semua lini kehidupan termasuk di instansi pendidikan, dimana pola kerja dan belajar yang membuat kita dipaksa terbiasa dengan pola virtual.
Sudah hampir enam bulan lembaga pendidikan di Indonesia termasuk pesantren telah menutup rapat ruang-ruang kelas fisiknya.
Padahal, Pesantren merupakan lembaga pendidikan dan dakwah yang telah ada sejak ratusan tahun lalu di Indonesia, sebelum republik ini berdiri.
Pesantren juga merupakan salah satu kontributor penyumbang pendapatan ekonomi daerah melalui industri kreatif, koperasi, dan UKM. Saat ini, jumlahnya mencapai 25.938 pesantren, angka yang begitu masif dan besar pengaruhnya di tengah masyarakat.
"Potensi pesantren dengan koperasi dan usaha kreatifnya luar biasa, ada yang mampu berdiri dan maju seperti Sidogiri. Namun banyak yang harus mendapatkan stimulus dan pendampingan. Di sini peran negara seharusnya hadir. Apalagi ditengah pandemi seperti saat ini.
Sejatinya republik ini punya hutang budi pada pondok pesantren. Karena dari sini lah lahir para pahlawan dan pejuang kemerdekaan," pungkas Rizal Ramli.