Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Habis Bakar Sate, Warga Jakarta, Bekasi Dan Depok Bikin Macet Puncak 

NS/RN/NET | Minggu, 02 Agustus 2020
Habis Bakar Sate, Warga Jakarta, Bekasi Dan Depok Bikin Macet Puncak 
Ilustrasi kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat.
-

RADAR NONSTOP - Tengah malam kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat masih padat. Mobil plat B dari Jakarta, Bekasi, Depok dan Tangerang memenuhi kawasan wisata sejuk itu. 

Walau padat, polisi sudah memberlakukan sistem dua arah dari Jakarta menuju Puncak maupun sebaliknya. Supri warga Tanjung Priuk, Jakut mengaku, dirinya bersama keluarga main ke Puncak, setelah acara potong hewan kurban. 

"Habis nyate langsung ke Puncak. Cari udara sejuk aja," tegas bapak dua anak ini, Sabtu (1/8) malam.

BERITA TERKAIT :
PKL Puncak Digusur, Pedagang: Bachril Bakri Musuh Rakyat Kecil 
Cuma 95 Ribu Bisa Liburan Seru Di JungleLand, September Ceria Bersama Orang Tersayang

Begitu juga dengan Agus. Bapak tiga anak ini mengaku, dirinya ke Puncak karena sudah pesan vila. "Habis bakar-bakar sate tadi di rumah," ungkap warga Pondok Gede, Bekasi ini. 

Kabag Ops Satlantas Polres Bogor Iptu Ketut Agoeng mengatakan arus lalulintas di Jalur Puncak sudah kembali dinormalkan dua arah sejak pukul 17.30 WIB. Setelah sebelummya dilakukan one way arah Jakarta. "Sudah normal dua arah sekarang," kata Ketut, kepada, Sabtu (1/8/2020).

Meski telah dinormalkan, arus kendaraan di jalur tersebut masih mengalami kepadatan. Terutama di titik penyekatan kendaraan saat proses one way sebelumnya, yakni di sekitaran Gerbang Exit Tol Ciawi. "Masih ada imbasnya di seputaran Ciawi," tambahnya.

Selain itu, terdapat pula beberapa titik kemacetan lain seperti di Megamendung dan Pasar Cisarua. Hal itu dikarenakan ribuan kendaraan yang didominasi mobil pribadi dan motor terus memadati kawasan Puncak.

"Seperti titik-titik krusial biasa di Pasir Muncang, Megamendung dan Cisarua. Masih kita cairkan (urai). Mobil dan motor masih ramai," ungkap Ketut.