RADAR NONSTOP - Isu guru N SMAN 87 Jakarta Selatan terus bergulir. Setelah melakukan investigasi, Bawaslu DKI tidak menemukan bukti. Giliran si penyebar hoaks yang akan diburu polisi.
Ketua Bawaslu DKI Jakarta, Muhammad Jufri mengatakan, pihaknya masih memburu si pengirim pesan singkat atau SMS kepada kepala sekolah yang menyatakan ada doktrin anti Jokowi kepada siswa. Namun nomor telepon yang tak diketahui siapa pemiliknya tersebut sudah tak aktif lagi.
Jufri mengatakan, Bawaslu sudah bekerja sama dengan kepolisian dan pihak terkait untuk mencari identitas pemilik nomor itu. Kendati sudah ditemukan tapi identitas itu bukan pemilik dari nomor tersebut.
BERITA TERKAIT :Bawaslu, menurut Jufri, sudah meminta keterangan dari orang yang identitasnya terdaftar menggunakan nomor itu. Namun, orang tersebut mengaku bukan pengirim dan identitasnya dipakai oleh temannya.
"Nah orangnya yang pemilik nomor telepon yang terdaftar sudah kami panggil. Dia menyatakan bukan dia yang SMS tapi nomor atas nama dia karena temannya minta registrasi atas nama dia. Tapi bukan dia yang pengirimnya dan nomor itu bukan milik dia," ujarnya.
Dia menambahkan, "Orang itu pakai identitas dia untuk mengirim. Pokoknya nomornya dipakai untuk SMS. Nah, teman itu teman lama sudah 8 tahun enggak ketemu. Dia kasih nomornya itu pada saat dia telepon."
Saat ini, Jufri mengatakan, masih mencari pengirim SMS yang sebenarnya kepada Kepsek SMAN 87 Jakarta. Sebab, hal ini sangat penting untuk mengetahui apakah hal itu benar terjadi atau hanya informasi bohong atau hoax.
“Karena kami sudah mencari dengan Kepsek, enggak ada masalah mereka. Kepada guru-guru enggak ada kata itu, kepada siswa enggak ada kata itu," katanya.
Dia melanjutkan, "Jadi benar enggak informasi ini. Jadi kami tanya yang SMS kepada Kepsek yang mengatakan ada intimidasi di sekolah. Kami mau tanya yang mana yang Anda maksud intimidasi itu."