RADAR NONSTOP - Harga ayam naik. Per ekor kenaikan bisa mencapai 30 persen.
Untuk ayam boiler atau negeri kenaikan dari harga 35 ribu jadi 45 ribu. Lalu, ayam blaster atau pejantan dari 25 ribu menjadi 45 ribu.
Yang stabil adalah ayam kampung. Ayam ini per ekor hanya ada kenaikan 5 ribu. Di Jakarta, kebutuhan ayam per hari mencapai sekitar 1 juta ekor. Ayam-ayam ini disuplai dari berbagai daerah dan terbanyak dari Jawa Barat.
BERITA TERKAIT :"Kalau ayam kampung ukuran biasa dari 60 ribu jadi 65 ribu per ekor. Kenaikan standar lah," tegas Bu Iyah pedagang ayam di Jakbar kepada wartawan, Jumat (19/6).
Nenek empat cucu ini mengaku, kenaikan harga paling tinggi ada pada ayam negeri dan pejantan. Kata dia, kenaikan bisa mencapai Rp 10 ribu sampai Rp 30 ribu per ekor.
"Tergantung ukuran. Tapi per ekor ukuran 1,5 kg bisa mencapai Rp 57 ribu. Sebelumnya hanya Rp 40 ribu," tegasnya.
Ayam pejantan menurutnya, lebih dahsyat lagi. Kenaikan bisa tembus Rp 20 ribu per ekor. "Susah jual ayam sekarang karena naiknya tinggi," ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Acul. Pengepul ayam negeri yang disuplai ke pedagang ayam di kawasan Jakarta ini mengaku, kenaikan ayam gila-gilaan.
"Barang susah harga mahal. Naiknya kacau saya diprotes banyak pedagang karena mahal," ungkapnya.
Dalam sahari Acul biasa menghabiskan ayam sampai 20 ton. "Kenaikan kalau dihitung per ekor bisa Rp 10 ribu. Itu dari peternak, lalu dari saya ke pedagang jadi Rp 15 ribu. Kami untung hanya Rp 5 ribu, belum operasional kendaraan sopir dan resiko mati," keluhnya.
Dia berharap agar pemerintah bisa melakukan intervensi harga ayam. "Kalau terus begini bisa bangkrut dong. Pedagang aja sudah pada menjerit," tegasnya.
Bapak dua anak itu menyatakan, kenaikan itu terjadi pada ayam segar. "Kalau ayam beku saya gak paham. Karena saya dagang ayam segar,. Ayam segar kan pagi potong dan pagi itu juga kita jual," tendasnya.