Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Heboh, Pengurus Gereja Di Depok Keseret Dugaan Pencabulan Anak 

NS/RN/NET | Selasa, 16 Juni 2020
Heboh, Pengurus Gereja Di Depok Keseret Dugaan Pencabulan Anak 
SM diamankan polisi dengan tuduhan pencabulan.
-

RADAR NONSTOP - SM bikin heboh. Pria berusia 42 tahun itu ditangkap polisi dengan dugaan pencabolan anak.

SM disebut-sebut sebagai seorang pengurus gereja di Depok. Kasus ini terungkap setelah pihak gereja menaruh kecurigaan terhadap tersangka.

"Awalnya ada kecurigaan dari pihak pengurus," kata Kapolresta Depok Kombes Azis Andriansyah kepada wartawan di Polresta Depok, Jalan Margonda Raya, Depok, Senin (15/6/2020).

BERITA TERKAIT :
Ditemani Imam Masjid Istiqlal, Paus Fransiskus Masuk Terwongan Menuju Gereja Katedral
HBH Keliling Gereja Di Jakarta, Jemaat: Mirip Pak Anies

Azis mengatakan pihak pengurus mencurigai perilaku SM terhadap anak-anak. Salah satunya sering mengajak anak-anak berusia belasan tahun ke dalam ruangan perpustakaan di lingkungan gereja.

"Ada beberapa anak diajak ke ruang tertutup dan dikunci," katanya.

Atas hal ini, pihak gereja melakukan penyelidikan secara internal. Pengurus gereja menginterogasi 2 orang anak yang diduga sebagai korban.

"Secara internal, pengurus nanya ke anak-anak itu, kemudian anak-anak itu ceritalah, " lanjutnya.

Setelah melakukan penyelidikan internal, pihak gereja kemudian melaporkan SM yang juga pengurus di gereja itu ke polisi. Polisi kemudian mengamankan SM dan menetapkannya sebagai tersangka.

"Pihak gereja juga tidak tahu, kalau tahu tidak mungkin dia dijadikan sebagai pengurus. Justru karena kecurigaan pihak gereja inilah akhirnya diketahui," tuturnya.

Kepada polisi, SM mengaku pernah menjadi korban pencabulan di masa kecil. Peristiwa yang dialaminya di masa kecil itu, kata Azis, terbawa hingga dewasa.

"Dan akhirnya mungkin jadi semacam kebiasaan. Diduga sejak awal tahun 2.000-an (memiliki orientasi seks menyimpang), tetapi apakah dia cabul atau suka sama suka tahun 2.000-an ini masih kita dalami," sambung Azis.

Azis melanjutkan saat ini baru ada dua korban yang melapor. Polisi masih akan melakukan pendalaman untuk mengetahui apakah ada korban lainnya.