Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Corona Belum Jelas Kapan Berakhir, Galau Dan Setres Mulai Hantui Warga Jabodetabek 

NS/RN/NET | Senin, 18 Mei 2020
Corona Belum Jelas Kapan Berakhir, Galau Dan Setres Mulai Hantui Warga Jabodetabek 
Ilustrasi
-

RADAR NONSTOP - Pandemi Corona hingga kini belum jelas kapan berakhir. Beberapa ahli menyebut kalau virus mematikan dari Wuhan, China itu akan berakhir pada Juli 2020. 

Tapi ada juga yang menyebut bulan Oktober 2020. Sementara beberapa warga yang tinggal di kawasan padat penduduk di Jabodetabek sudah mulai galau.

Gunadi warga Kembangan Utara, Jakbar mengaku dirinya sudah mulai setres lantaran kelamaan di rumah. "Saya sudah sebulan di rumah. Setres dan galau," aku bapak dua anak ini kepada wartawan, Senin (18/5). 

BERITA TERKAIT :
Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
Baper, Setres Dan Kurang Minum Air Putih Bikin Wajah Cepat Tua 

Pekerja kontruksi ini menyatakan, dirinya mengontrak rumah petakan. "Tembok lagi, tembok lagi. Bisa kacau ini kalau gak ada proyek bangunan," tegasnya.

Begitu juga dengan Nurdin. Warga Bekasi, Jabar ini mengaku, sejak di rumah dirinya malah sering mual dan gak enak badan. "Karena bingung juga kalau begini terus gimana mau bayar cicilan motor dan rumah," bebernya. 

Di Kota Bogor, warga memilih belanja baju lebaran. "Saya sebenarnya hanya jalan-jalan saja. Mau beli kan gak ada duit jadi liat-liat aja biar gak setres," ucap Nuni, ibu rumah tangga saat ditemui di Pasar Anyar, Minggu (17/5)

Diketahui, karantina mandiri sebagai langkah penyebaran pandemi virus Corona ternyata memberikan dampak negatf, satu di antaranya terhadap kesehatan mental. Seseorang bisa mengalami stres di tengah pandemi COVID-19.

Dilansir dari Doc Doc, hipotalamus di otak adalah satu di antara bagian yang bertanggung jawab untuk mendeteksi penyebab stres (stressor) atau untuk memahami adanya ancaman.

Dan denyut jantung dan pasokan energi, sementara kortisol meningkatkan konsentrasi glukosa dalam aliran darah dan langsung bereaksi terhadap stressor atau ancaman.

Jika Anda berada di bawah tekanan sepanjang waktu, tubuh akan terus-menerus memproduksi adrenalin dan kortisol.

Stres cenderung mendorong rasa ingin marah setiap saat, tidak dapat berpikir jernih, kehilangan nafsu makan, dan banyak lagi.

Gejala yang muncul saat seseorang mengalami stres dapat berbeda-beda, tergantung penyebab dan cara menyikapinya. Stres akan berakhir saat kondisi yang menyebabkan tekanan atau frustasi tersebut dilewati.

Seperti diberitakan, seorang pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 berusia 72 tahun tewas di salah satu rumah sakit (RS) di Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (17/5/2030). Penyebab kematian diduga karena pasien nekat meloncat dari lantai empat RS tersebut lantaran dilanda setres.

Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Timur, AKBP Hery Purnomo mengatakan pasien itu berjenis kelamin perempuan. Korban kini sudah dimakamkan.

"Peristiwa mengenaskan tersebut terjadi sekitar pukul 09.30 WIB. Pasien berjenis kelamin perempuan berinisial MR melompat dari lantai empat RS tersebut. Korban ini merupakan pasien PDP Covid-19," kata Hery di Jakarta, Minggu (17/5/2020).

Hery menjelaskan pasien tersebut terindikasi memiliki penyakit pneunemia grafik dan diabetes. Atas kejadian tersebut, polisi telah memeriksa dua orang saksi untuk dimintai keterangan yakni, pasien satu ruangan dengan korban dan petugas jaga Rumah Sakit.


 

#Corona   #Galau   #Setres