RADAR NONSTOP - Lockdown akibat virus corona adalah tindakan bodoh. Ada kesan, hal itu selangkah menuju kudeta merangkak.
Begitu dikatakan Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari) 98, Willy Prakarsa, minta pada Rakyat Indonesia agar tetap bersabar dan ikuti petunjuk dari pemerintah pusat yang saat ini tengah berjuang mendapatkan formula anti bakteri virus corona.
“Sebagai Rakyat Indonesia kita berbagi tugas dapat menenangkan diri (Keluarga) serta dapat menjaga pola hidup sehat. Ujian berat buat negeri ini semoga berakhir dengan baik,” ujar Willy.
BERITA TERKAIT :Selanjutnya Willy juga mengatakan, Jari 98 memberi usul terkait posisi Wakil Menteri (Wamen) agar diisi oleh kalangan profesional dan aktivis. Tidak melulu dari unsur partai politik.
“Manfaat keberadaan Wamen dari profesional dan aktivis sangat jelas, minimal bisa mengontrol kinerja Menteri dari unsur dan kepentingan parpol yang punya keinginan raup keuntungan mendapatkan modal persiapan Pilpres 2024 dan memperkuat dinastinya,” tegas Willy
Di sisi lain, imbuh Willy, animo masyarakat terhadap parpol sudah kehilangan kepercayaan (Trust). Karena itu, Jari 98 akan konsolidasi tolak Capres 2024 dari kalangan dinasti.
“Jika 4 L alias lo lagi lo lagi yang jadi Presiden RI maka Indonesia akan mengalami kehancuran dan negeri ini akan dilanda kiamat besar (Kiamat Kubro). Jadi republik ini bukan milik nenek moyangnya para dinasti dan masih banyak orang - orang yang miliki potensi menjadi pemimpin kedepan,” ucap Willy.
Suka tidak suka, Willy menegaskan, Wamen idealnya diisi para profesional dan aktivis, misalnya, Sri Bintang Pamungkas, Eggi Sudjana, Hariman Siregar, Eef Saefullah Fatah, Isti Noegroho, Abraham Samad, Fadjroel Rahman, Ronny F Sompie, Antasari Azhar, Anas Yusuf dan lain - lain.
“Hanya dengan cara seperti ini Pak Jokowi dapat mematahkan gerakan kudeta merangkak dari konspirasi yang kebelet ingin jadi Presiden RI. Lockdown adalah celah pintu masuk buat lakukan kudeta merangkak,” beber Willy.
Selebihnya Willy, mengingatkan dan menghimbau masyarakat tetap memakmurkan tempat ibadah. Sebab memakmurkan ibadah bagian dari kewajiban umat beragama.
“Umat tidak semestinya takut mati karena konsekuensi menjalankan ibadah agama yang dipeluknya. Bukankah setiap yang bernyawa itu pasti akan merasakan mati. Yang mestinya ditakutkan umat adalah tidak mampu menafkahi anak isterinya dan itu ada pada persoalan isi perut,” kata Willy.
Jari 98 minta pada Pak Jokowi agar usulan tersebut dipertimbangkan. Para penjilat kekuasaan itulah yang justru lebih berbahaya dari virus corona yang tidak terlihat.
“Saya optimis orang - orang yang disebutkan memiliki jiwa patriotisme tinggi untuk keselamatan bangsa dan negara. Suka atau tidak suka jiwa mereka yang merdeka akan terpanggil,” pungkas Willy.