RADAR NONSTOP - Kehadiran bupati yang bakal diplot menjadi Ketua Golkar DKI Jakarta menuai pro kontra. Sang bupati diduga tak layak memimpin Cikini.
Aktivis Partai Golkar, RBJ Bangkit mengaku, kehadiran bupati di Jakarta jangan dianggap angin surga. Sebab, Jakarta tidak sama dengan daerah lain.
Apalagi kata dia, si bupati bukanlah warga Jakarta dan tak paham kultur ibukota. "Saya hanya bertanya kepada mereka yang kebelet pasang bupati jadi ketua, apakah bisa orang luar Jakarta pimpin Golkar," ungkapnya saat dihubungi wartawan, Minggu (9/2).
BERITA TERKAIT :Target 10 Kursi PPP Jakarta Ambyar, Gerbong Syaiful Rachmat Harus Dibongkar?
Baco Dielus Jadi Wakil Ketua DPRD DKI, Putra Bamsoet Bisa Melenting?
Kalaupun bisa kata Bangkit, apakah si bupati mampu mendongkrak suara di ibukota. "Saya harap bupati tidak termakan bujuk rayuan para petualang di Golkar," beber pria yang berprofesi sebagai pengacara ini.
Penggemar olahraga Tenis Meja dan Renang ini melanjutkan, dirinya tidak mempersoalkan siapapun yang akan memimpin Golkar di Cikini. Tapi, seharusnya bisa dilihat juga apakah figurnya pas dan bisa diterima semua akar rumput Golkar.
"Saya khawatir ini hanya urusan 'kresek'. Dorong orang demi jabatan saja. Ini dugaan bukan tuduhan lho," ungkapnya.
Belajar dari kejayaan Golkar DKI Jakarta seharusnya para kader menurut Bangkit bisa melek dan jeli dalam berpolitik. "Jangan hanya karena dia bupati lalu diusung jadi bos Golkar. Ingat bung, Pilkada DKI masih jauh dan kita hanya punya enam kursi," tukasnya.
Dia menyarankan figur Ketua Golkar Jakarta sebaiknya memang politisi yang paham ibukota. "Tidak asal comot dan dorong saja dong," sindirnya.
