Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Lima Poin Kejanggalan

Teori Konspirasi di Balik Drama Kebohongan Ratna Sarumpaet ?

Zaber | Jumat, 05 Oktober 2018
 Teori Konspirasi di Balik Drama Kebohongan Ratna Sarumpaet ?
Prabowo Subianto usai mendengar cerita bohong Ratna Sarumpaet
-

RADAR NONSTOP - Diduga ada teori konspirasi di balik drama kebohongan Ratna Sarumpaet. Ada lima point kejanggalan yang cukup mencolok.

Begitu diutarakan oleh politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Ma’mun Murod dalam diskusi di bilangan Kramat, Jakarta Pusat, Kamis (4/10).

Pertama, soal operasi sedot lemak, Murod meyakini bahwa operasi itu menjadi hak Ratna, namun ia mempertanyakan apakah itu perlu untuk perempuan seusianya.

BERITA TERKAIT :
Kurang 160 Ribu Dokter Spesialis, Prabowo Minta India Bantu Indonesia
Sudah Gak Corona Lagi, DPRD DKI Cari Tempat Rapat Yang Cihuy Bahas RAPBD 2025

"Ratna ini umurnya sudah 70 tahun, masa masih sedot lemak, saya yakin tidak akan tambah cantik," ujar Murod.

Kedua, pihak rumah sakit yang tidak mencegah Ratna pulang dengan wajah lebam-lebam. “Apa pihak rumah sakit nggak berpikir untuk mencegah implikasi buruk bagi pasien,” ujarnya.

Ketiga, penanganan kepolisian yang begitu cepat. Murod merasa polisi sangat cepat dalam mengusut skandal kebohongan Ratna, jika dibandingkan dengan kasus-kasus lain yang hingga saat ini belum terungkap.

"Kaya Novel Baswedan, kasus persekusi yang dilakukan kepada beberapa orang, Neno warisman, Fahri Hamzah, Tengku Zulkarnaen, itu kan dilaporkan juga tapi responsnya tidak ada sampai sekarang," bebernya.

Murod juga bingung ketika Ratna belum melaporkan kasusnya kepada polisi, namun aparat tak lama kemudian mengantongi data-data terkait.

Keempat, yang membikin Murod makin ragu adalah lamanya jeda antara tanggal operasi hingga Ratna mengklaim dirinya dianiaya sekelompok orang ke muka publik, termasuk kubu Prabowo. Padahal menurutnya dalam rentang waktu selama itu dia bisa berkata jujur kepada anaknya yang pertama kali mendengar kebohongan itu.

Kelima, jejak rekam Ratna yang dahulu pernah mendukung Joko Widodo sewaktu Pilkada DKI Jakarta 2012 silam. Murod tidak menampik bahwa pilihan politik orang dapat berubah seiring waktu berjalan. Namun politisi Partai Amanat Nasional ini yakin, apa yang tak terbayangkan oleh orang awam dapat terjadi dalam skema politik, seperti halnya teori konspirasi.

"Misalnya, kok kemudian sekarang berubah, ini kan juga jadi persoalan," tukas pria yang juga maju sebagai caleg DPR RI ini.

Terlepas dari skandal kebohongan Ratna, kata Murod, Prabowo sendiri sudah meminta maaf kepada publik karena sebelumnya turut ikut menyebar kebohongan Ratna ke masyarakat.

"Saya di sini, atas nama pribadi dan sebagai pimpinan daripada tim kami, saya minta maaf kepada publik bahwa saya telah ikut menyuarakan sesuatu yang belum diyakini kebenarannya," ujar Prabowo dalam jumpa pers di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (3/10) malam.

Cawapres, Sandiaga Uno pun ikut menyesal termakan hoaks yang dibuat Ratna. Begitu pula dengan elite kubu oposisi yang sebelumnya berada satu tim pemenangan dengan Ratu Hoaks.