RADAR NONSTOP - Aneh bin ajaib. Entah apa penyebabnya Istana Negara mendadak melarang balapan Formula E digelar di Monas.
Padahal Formula E adalah ajang internasional yang bisa menjadi magnet dunia untuk melihat Jakarta dan Indonesia. Ajang ini juga bisa menjadi promosi soal kendaraan listrik.
Sekretariat Negara selaku Komisi Dewan Pengarah Kawasan Medan Merdeka tak memberikan izin kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menggelar ajang balap Formula E di area Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.
BERITA TERKAIT :Sekretaris Sekretariat Negara Setya Utama mengatakan, izin acara itu hanya diberikan untuk di luar kawasan Monas.
"Dari hasil rapat komrah, tidak setuju apabila dilaksanakan di dalam area Monas. Kalau di luar silakan, kalau di dalam tidak," ujar Setya usai rapat bersama Komisi Pengarah di gedung Kemensetneg, Jakarta, Rabu (5/2).
Setya menjelaskan keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan cagar budaya di kawasan Monas. Selain itu ada kegiatan pengaspalan yang membuat gelaran Formula E tak memungkinkan digelar di kawasan tersebut.
"Di sana ada cagar budaya yang harus diperhatikan. Kan ada aturannya juga Monas itu bisa digunakan sebagai apa, dan tak boleh sebagai apa. Lihat itu dulu," katanya.
Diberitakan sebelumnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menggelar Formula E pada 6 Juni 2020. Ajang ini menjadi rebutan kota besar di Eropa dan dunia.
Selain bisa membangkitkan ekonomi internasional, Formula E juga mampu menarik wisatawan mancanegara.
Sejumlah 11 kota sudah masuk kalender yakni Ad Diriyah (Arab Saudi), Santiago (Cile), Mexico City (Meksiko), Hong Kong, Sanya (China), Roma (Italia), Paris (Perancis), Seoul (Korea Selatan), Berlin (Jerman), New York (Amerika Serikat), dan London (Inggris).
Dikutip dari Deutsche Welle, saat ini mulai banyak kota dunia yang berebut untuk jadi penyelenggaraa Formula E, seperti Muenchen, Wina, Shanghai dan Marrakech.
Kota-kota tersebut bahkan siap membayar mahal demi bisa melihat mobil-mobil balap listrik saling adu cepat di jalanan kota mereka.
Dari sisi ekonomi, raksasa teknologi ABB telah mendapatkan hak sponsor utama Formula E dengan perkiraan 12,5 juta euro atau setara sekitar Rp 194 miliar.
Merek-merek global lainnya, seperti Bosch dan Heineken juga ikut bergabung. Meski nilai sponsorshipnya masih kalah tinggi dibanding Formula 1, namun ada peningkatan setiap tahunnya.