RADAR NONSTOP - Rudy Heryansah, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi dari Fraksi PDI Perjuangan berang menyikapi pernyataan Humas Komite SMPN 1 Kota Bekasi, Intan Sari Geny yang menuding Komisi IV gagal menemukan pelanggaran cashback outing class di SMPN 1.
"Itu sangat tendensius. Kami sudah memanggil para pihak yang terkait dengan polemik outing class SMPN 1 Kota Bekasi untuk mengetahui jelas letak permasalahannya dan hal itu sudah selesai, usai hasil pertemuan dengan pihak Inspektorat, Kepala Sekolah, Komite SPMN 1 dan pihak travel. Jadi kalau memang ada pihak yang tidak puas dengan hal tersebut ya wajar-wajar saja karena DPRD bukanlah alat pemuas," tegas Rudy kepada radarnonstop.co (Rakyat Merdeka Group) dengan nada kesal, Jumat (31/1).
Intan itu, lanjut Rudy, mengepalai Outing Class di SMPN 1 untuk kelas IX. Saat rapat kemarin saya minta bukti laporan terkait Outing Class untuk Kelas IX, karena dia yang garap. Dia bilang masih di travel belum dibuatkan. Nah itu nanti akan kita panggil kembali untuk dimintai keterangannya karena outing class yang diajukannya lebih besar.
BERITA TERKAIT :"Menurut saya sangat tendensius tudingan si Intan yang menyalahkan kami Komisi IV. Karena kami sudah mengundang semua pihak terkait dan di situ sepakat menganggap tidak ada persoalan dan sudah diselesaikan secara bersama. Tupoksi DPRD sebagai controling dan pengawasan sudah dilaksanakan dengan memanggil para pihak terkait. Bahkan Komisi IV juga ikut memanggil Inspektorat untuk melakukan audit mengenai laporan keuangan dan laporan kegiatan outing class berdasarkan proposal kegiatan," bebernya.
Komisi IV, lanjut Rudy, sudah melakukan mediasi dengan mengumpulkan mereka dalam suatu ruangan, untuk duduk bareng dan mengetahui letak permasalahan yang sebenarnya.
"Bahkan kita minta Inspektorat untuk membuka hasil auditnya dan hal itu clear. Kita juga sudah punya catatan atas pertemuan tersebut, selesainya saling berjabatan tangan dan kami pikir harusnya tidak ada lagi permasalahan terkait hal outing clasa di SMPN 1," tandasnya.
Rudy menjelaskan, bicara saat Rapat Dengar Pendapat (RDP), saat rapat dengan Inspektorat, Kepala Sekolah, pihak Travel dan Komite Sekolah bukannya tertutup. Di situ ruangan kecil, sempit, kursi terbatas, saat itu teman-teman wartawan banyak sekali yang mau masuk, ya mana muat ruangan segitu.
"Tapi, Ketua Komisi IV sudah ngomong kalau setelah selesai kita langsung Konferensi pers. Jadi saat rapat kemarin bukan tertutup. Intinya kita sudah menjalankan tupoksi kita. Kita sudah bantu memediasi. Inspektorat mengatakan dan kita juga sudah filling kalau permasalahan tersebut sebenarnya tidak ada apa-apa. Intan ini aja yang kebakaran jenggot," terang Rudy.
Selama ini, kata Rudy, pihaknyadan media tidak punya batas, sebab menganggap kawan media adalah kawan Komisi IV. Kawan-kawan media sering datang ke Komisi bahkan ruang Fraksi, tidak ada yang tertutupi.
"Kami juga transparan kepada media, jadi gak benar itu media dilarang meliput, bahkan kami sarankan agar selesai pertemuan dipersilahkan kawan media untuk meliput agar hasil pertemuan bisa menjadi pemberitaan dan diketahui oleh masyarakat luas," ujarnya.
Pihaknya lanjut Rudy, berharap, ya sudah diselesaikan dengan bijak dan internal mereka. Kalau memang ada apa-apa ya buktikan, saat rapat kemarin juga kan sudah diminta, seperti proposalnya.
"Nah si Intan malah belum diserahkan, alasan nunggu laporan dari pihak travel, lah yang lain sudah pada selesai. Coba tanya pihak sekolah, kapan laporan Outing Class si Intan dibikin. Outing Class di SMPN 1 masalah interen, ya sudah diselesaikan saja dengan bijaksana di internal mereka. Saya sarankan agar para orang-tua siswa yang mempunyai masalah maupun saran terkait dunia pendidikan, silahkan datang ke Komisi, Insya Allah semampunya kami akan menjadi jembatan komunikasi bagi para pihak," imbuh Rudy.