RADAR NONSTOP - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terpuruk. Dua ketua umumnya terjerat KPK dan internal dilanda konflik.
Rommy yang diharapkan mampu membenahi PPP malah dibekuk KPK dan kini meringkuk dibui.
Bak tsunami, partai dengan logo Ka'bah itu hanya bisa mengantarkan 19 kadernya di Gedung DPR RI. Tragisnya, di DPRD DKI dari 10 kini sisa satu kursi.
BERITA TERKAIT :2019 bisa dikatakan kehancuran PPP. Kini tokoh senior PPP yang dihormati hanya tinggal Hamzah Haz.
Mantan Wapres RI itu wajib turun gunung dan kembali mengatur strategi pemenangan Ka'bah. Jika tidak, maka bisa saja 2024, Ka'bah remuk atau tinggal kenangan.
Desember 2019 adalah titik kebangkitan Ka'bah. Dua kubu yang berkonflik sebaiknya bisa menahan diri. Harus sama-sama legowo siapapun ketua umumnya.
Calon terkuat Ka'bah saat ini adalah Suharso Manoarfa. Mantan menteri era SBY dan kini diplot Jokowi sebagai Kepala Bappenas dinilai mampu membawa Ka'bah ke arah perubahan.
Pencalonan Suharso tentunya bukanlah tanpa hambatan. Dia dipastikan akan berat mempertahankan kursi ketua umum Ka'bah. Apalagi, Suharso minim kedekatan dengan para ulama.
Sejak berdirinya Ka'bah, partai ini selalu diperkuat oleh kekuatan ulama. Walau pernah aktif sebagai kader HMI tapi Suharso jarang sowan ke ulama.
Hamzah Haz sebagai senior berjanji akan ikut membenahi Ka'bah. Dia tak mau partai yang telah membesarkan dirinya dan menjadi corong aspirasi ummat Islam ini karam.
"Insyaallah Desember nanti ini. Sudah siap, supaya pengurusnya benar-benar mampu membuat semacam DPP yang vote-getter," kata Hamzah seusai acara silahturahmi tokoh dan senior PPP di Jalan Patra Kuningan XV No 8 Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (17/11/2019).
Dia mengatakan mukernas dipastikan akan ada rekonsiliasi dua kubu. Pimpinan kedua kubu PPP yakni Humphrey Djemat dan Suharso Monoarfa disebut sudah bertemu.
"Sebenarnya kalau islah itu sudah sekarang ini. Kemarin Suharso dengan Humphrey sudah ketemu sama saya. Bahwa kita akan bergabung dalam muktamar," lanjutnya.
Hamzah menuturkan PPP yang sempat terpecah menjadi dua kubu harus kembali bersatu. Dia mengatakan elektabilitas PPP saat ini menurun.
"Kalau ini kemudian kita tidak melihat ke depan, tidak melakukan perubahan yang maksimal, khawatir PPP habis. Tujuan teman-teman begitu," ujarnya.