RADAR NONSTOP - Musim hujan akan datang pada bulan ini (November). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta warga waspada banjir, petir, tanah longsor dan puting beliung.
Cuaca ekstrem akan terjadi saat peralihan musim atau musim pancaroba. Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca, BMKG, Miming Saepudin mengimbau masyarakat untuk berhati-hati akan potensi bencana tersebut.
"Potensi yang dapat terjadi banjir, petir, tanah longsor, kemudian puting beliung juga mesti diwaspadai," ujar Miming di kantor BNPB, Jl Pramuka, Jakarta Timur, Kamis (31/10/2019).
BERITA TERKAIT :Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) mencatat, selama tahun 2018, terjadi 1.999 kejadian bencana di Indonesia. Data tersebut dirilis pada Kamis (25/10/2018).
Tercatat 3.548 orang meninggal dunia dan hilang, 13.112 orang luka-luka, 3,06 juta jiwa mengungsi dan terdampak bencana, 339.969 rumah rusak berat, 7.810 rumah rusak sedang, 20.608 rumah rusak ringan, dan ribuan fasilitas umum rusak.
Miming Saepudin menambahkan, ancaman bencana ini diprediksi akan terjadi seminggu ke depan sejak awal November. Menurutnya, potensi bencana di musim pancaroba itu bisa terjadi di beberapa wilayah Indonesia menjelang awal musim hujan yang diprediksi jatuh pada awal November.
"Sekarang saya ingin menyampaikan skup seminggu ke depan, artinya paling tidak sampai awal November bisa kita perhatikan bahwa potensi hujan harus kita waspadai dengan intensitas lebat di wilayah Aceh, Sumut, Palembang, Sumsel, wilayah Jawa juga perlu diwaspadai, kemudian Kalimantan juga cukup signifikan, Sulawesi bagian tengah dan Papua," katanya.
Lebih lanjut, Miming menyebut masyarakat di wilayah Jawa dan Sumatra Selatan harus mewaspadai potensi puting beliung, hujan es dan angin kencang.
"Khusus untuk Jawa, Sumsel, potensi puting beliung, hujan es dan angin kencang masih cukup tinggi pada bulan November jadi perlu diwaspadai," tegasnya.
Selain itu, Miming menambahkan potensi gelombang tinggi air laut selama bulan November 2019 juga perlu diwaspadai selama masa pancaroba. Terutama, kata dia, di wilayah perairan barat Sumatera hingga perairan selatan Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Perlu diwaspadai dengan ketinggian 2,5 meter itu di perairan selatan, barat daya, Sumatra bagian selatan, hingga perairan selatan NTB dengan ketinggian antara 2-2,5 meter," ujarnya.