RADAR NONSTOP - Tampaknya ada kelompok yang galau atas keputusan GNPF (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa) ulama mendukung Prabowo-Sandiaga. Terbukti, para ulama yang mengikuti ijtimak II mulai diserang negatif campaign.
Salah satunya, Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Muhammad Martak. Ia diserang isu yang menyebutnya sebagai pemilik saham PT Wahana Artha Raya yang dikaitkan dengan PT Lapindo Brantas.
Namun, Martak menepis isu itu. Dia menyebut isu itu bernuansa politis dan dibuat pihak tak bertanggung jawab. “Jadi pas 2008 saya telah menjual atau melepaskan kepemilikan saham saya di PT Wahana Artha Raya. Jadi tidak ada kaitannya utang piutang (PT Lapindo) sama sekali," kata Martak di Hotel Sofyan, Tebet, Jakarta, Senin (24/9).
BERITA TERKAIT :Martak menegaskan, perusahaannya juga tak punya niat sedikit pun untuk merugikan negara. Dia merasa sebagai sosok berintegritas. “Pengurus GNPF Ulama insyaallah adalah orang-orang yang mempunyai integritas moral yang teruji," tambahnya.
Untuk itu, Martak sengaja menyampaikan klarifikasi guna menepis segala tuduhan miring yang menyudutkannya terkait dengan utang negara. "Saya sampaikan ini semata untuk menjawab fitnah keji yang disampaikan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab bukan hanya untuk mendiskreditkan nama baik saya tetapi juga GNPF Ulama," imbuhnya.
Sebelumnya di medsos berseliweran isu yang menyebut Martak punya utang ke pemerintah. Dia menjaminkan seluruh asetnya di PT Lapindo Brantas kepada pemerintah untuk membayar korban lumpur di Sidoarjo, Jawa Timur.