Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Campur Tangan Airin di Pilkada Tangsel Masih Diharapkan Warga

Doni | Sabtu, 24 Agustus 2019
Campur Tangan Airin di Pilkada Tangsel Masih Diharapkan Warga
Walikota Tangerang Selaran, Airin Rahmi Diany
-

RADAR NONSTOP- Masyarakat Kota Tangerang Selatan (Tangsel) rupanya tak ingin ditinggalkan Airin Rachmi Diany. Meski, mantan Puteri Indonesia 1996 itu, masa kerjanya dalam memimpin Tangsel sudah masuk dua periode.

Meski dipastikan Airin Rachmi Diany dalam Pilkada 2020 mendatang sudah tidak bisa ikut tampil lagi, namun campur tangan Wali Kota Tangsel dua periode tersebut masih diharapkan warganya.P

Berdasarkan survey dari Lembaga Survey Konsep Indonesia (Konsepindo), nama Airin Rachmi Diany masih menjadi tolak ukur perpolitikan di Tangsel. Sebab, kinerja Airin Rachmi Diany dalam dua periode kepemimpinannya sangat memuaskan warga.

BERITA TERKAIT :
Musuh Airin Di Banten Belum Muncul, Gerindra: Tunggu Dulu & Slow Lah
Airin Bangun Koalisi Besar, Gabungkan Golkar PDIP & PKB Untuk Rebut Banten 

Melalui rilis media yang berhasil diterima Radarnonstop.co (Rakyat Merdeka Group), pada Sabtu (24/8/2019), dalam rilis tersebut Konsepindo menyebutkan campur tangan Airin Rachmi Diany di Pemilukada mendatang masih diharapkan warga Tangsel. Meski Airin tidak lagi mencalonkan diri sebagai calon Wali Kota.

Pengumpulan data yang dilakukan Konsepindo mulai tanggal 27 Juni – 2 Juli 2019 menunjukkan, campur tangan Airin Rachmi Diany dalam Pilkada 2020 menduduki presentase mencapai 43 persen. 

"Data itu diambil untuk sample dari jumlah 440 warga Tangsel sebagai responden, diperkirakan margin of error dalam survey tersebut sebesar kurang lebih 4,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen,"terang Direktur Eksekutif Konsepindo Research and Consulting, Veri Muhlis Arifuzzaman melalui rilisnya pada Sabtu (24/8/2019).

Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan sebesar 20 persen, dari total sampel dengan cara monitoring dan pendampingan saat wawancara dan spotcheck pasca survei.