Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Pilih Menteri, Jokowi Disarankan Hindari Politik Dagang Sapi

RN/CR | Sabtu, 20 Juli 2019
Pilih Menteri, Jokowi Disarankan Hindari Politik Dagang Sapi
Joko Widodo -Net
-

RADAR NONSTOP - Presiden Jokowi disarankan menghindari politik dagang sapi dalam menyusun kabinet di periode kedua pemerintahannya.

Begitu dikatakan Deklarator Jaringan Intelektual Berkemajuan (JIB), David Krisna Alka, sebaiknya Jokowi selalu mengingat pesan cendekiawan muslim Ahmad Syafi'i Maarif atau Buya Syafi'i. 

"Ya, dalam berbagai kesempatan, Buya Syafi’i berpesan supaya Pak Jokowi menjauhi politik dagang sapi, ketika menunjuk anggota kabinet nanti," kata David, yang juga peneliti Senior MAARIF Institute, Sabtu (20/7/2019)

BERITA TERKAIT :
Zulhas Sebut Eko Patrio Calon Menteri, Mau Depak Raffi Ahmad?
Gak Tahan Dibully Dan Dicaci, Menteri PUPR Ogah Tarung Di Jakarta 

Dalam politik, memang harus dipahami bahwa akan ada jatah atau akomodir kader partai. Sebab, dalam pemilihan presiden juga sudah berkoalisi.

Hanya saja, jangan sampai tersandera oleh kepentingan untuk mengakomodasi semata. David mengatakan, Presiden Jokowi tidak boleh asal-asalan dalam menunjuk orang-orang di kabinet mendatang.

"Presiden harus memilih menteri yang memiliki kompetensi, profesional, dan integritasnya tinggi, bukan integritasnya lembek," paparnya. 

Pembantu Presiden ke depan harus bermoral, memiliki visi bekerja, tanggung jawab besar, dan mengerti apa tugasnya. 

"Perlu banyak tokoh-tokoh baru yang cakap, muda, bersih, dan integritasnya mumpuni. Paling penting sesuai visi bangsa, yakni Pancasila dan UUD 1945," katanya.

Diketahui, sejumlah partai, terang-terangan menyetorkan nama kadernya untuk dipilih. Tak sedikit juga, draf susunan kabinet bermunculan di media sosial, meski hal itu dibantah pihak Istana.

Namun, banyak yang memberi masukan ke Jokowi, agar menteri ke depan adalah yang berintegritas. Bukan, justru politik dagang sapi alias bagi-bagi jatah.