RADAR NONSTOP - Siapa yang tak ingin menjadi pilot. Berpakaian putih-putih dan memakai topi tentunya menambah penampilan menjadi Maco.
Tapi tidak semua orang berpakaian seperti pilot adalah pilot asli. Di Bandara Soekarno-Hatta, seorang pilot gadungan ditangkap Kepolisian Reserse Bandara di terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta pada Jumat (22/3/2019).
Kapolresta Bandara Soekarno-Hatta Kombes Victor Togi Tambunan mengatakan, kejadian tersebut terjadi sekira pukul 11.40 Jumat siang.
BERITA TERKAIT :Pembangunan Terminal 4 Bandara Soetta Ditolak, Erick Ogah Cari Masalah Baru
Warga Sawangan Ke Bandara Soetta Kini Bisa Naik DAMRI, Cuma Bayar Rp 50 Ribu
"Penumpang atas nama Alvin Adithya Darmawan yang mengaku sebagai Pilot Garuda melakukan check in," kata Victor saat dikonfirmasi Jumat malam.
Kala itu, Alvin terlihat menggunakan seragam pilot lengkap beserta kartu identitas pilot Garuda Indonesia.
Victor mengatakan, pria tersebut sempat berputar-putar di sekitar terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, lalu ia mengarah ke Security Check Point (SCP) 2 penerbangan domestik. Namun gerak gerik Alvin membuat salah seorang pilot bernama Andre merasa curiga.
Karena kecurigaan tersebut Captain Pilot melakukan profiling dengan berinteraksi secara verbal kepada oknum tersebut dan yang bersangkutan menjawabnya tidak clear dan mencurigakan," ukar Victor.
Andre kemudian melaporkan kecuriganya ke personel keamanan penerbangan yang berada di depan SCP 2. Laporan tersebut kemudian diteruskan ke Polresta Bandara.
Saat dicek oknum tersebut perupakan penumpang pesawat Garuda Indonesia.
"Yang bersangkutan penumpang GA menuju Semarang," kata James
Tak ditemukan narkoba atau barang terlarang lainnya saat dilakukan penangkapan. Hingga Jumat malam, polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap si pelaku.
Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan pihaknya dirugikan secara immaterial dari ulah pilot abal-abal alias palsu berinisial AA yang ditangkap di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten.
"Kalau dari sisi kerugian, sejauh ini hanya immaterial, imej perusahaannya, karena dia membawa-bawa atribut dan simbol Garuda Indonesia," kata Ikhsan kepada Tempo, Sabtu, 23 Maret 2019.
Menurut Ikhsan, meski sejauh ini motif pemakaian seragam dan atribut pilot Garuda Indonesia itu hanya sebatas obsesi dari pelaku, namun hal itu tidak bisa dibenarkan. “Karena yang ia kenakan membawa nama perusahaan kami," ujar Ikhsan.
