RN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapanuli Selatan (Tapsel) mencatat sebanyak 15 orang tewas akibat bencana alam yang melanda wilayah itu sejak Senin (24/11). Korban terdiri atas satu warga Sipirok, satu warga Angkola Barat, dan 13 warga Kecamatan Batangtoru, menimbulkan duka mendalam di masyarakat.
Tak hanya korban jiwa, bencana ini memaksa sekitar 3.000 kepala keluarga mengungsi, meninggalkan rumah mereka yang terendam banjir dan terancam longsor. Curah hujan tinggi yang melanda sejak pagi memicu meluapnya sungai serta runtuhnya tebing di sejumlah titik, menciptakan kondisi darurat yang serius.
Kepala Pelaksana BPBD Tapanuli Selatan, Zulkarnaen Siregar, mengatakan, pihaknya terus melakukan pendataan lanjutan sekaligus evakuasi warga yang terjebak banjir.
BERITA TERKAIT :“Curah hujan masih tinggi, sehingga evakuasi berlangsung dengan kehati-hatian. Sejumlah titik masih tergenang dan beberapa wilayah sulit dijangkau,” ujarnya.
Untuk mempercepat proses penyelamatan, tim gabungan TNI, Polri, Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan Basarnas diterjunkan ke lapangan. Mereka membuka akses jalan yang terputus, mengevakuasi warga, dan memastikan bantuan logistik sampai ke tangan pengungsi.
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, dimulai Selasa (25/11), sambil menunggu finalisasi surat keputusan bupati.
Kebutuhan mendesak para pengungsi mencakup 3.000 paket sembako, 200 family kit, 200 kitchen kit, lima tenda pengungsi, 50 tenda keluarga, 500 kasur lipat dan selimut, serta lima unit perahu karet. Petugas di lapangan juga membutuhkan 10 chainsaw dan 100 paket alat kebersihan untuk percepatan penanganan.
Sementara itu, Pusat Pengendalian Operasi BNPB mengimbau masyarakat tetap waspada dan mengikuti arahan pemerintah daerah, mengingat kondisi cuaca di pegunungan Tapanuli Selatan masih sangat tidak stabil.
Fenomena bencana ini menjadi peringatan keras bahwa bahaya alam di wilayah pegunungan masih mengintai, dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci untuk menyelamatkan nyawa.