Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Jakarta Kenapa Sering Kebakaran?

RN/NS | Senin, 15 September 2025
Jakarta Kenapa Sering Kebakaran?
Petugas Damkar melakukan pemadaman api.
-

RN - DKI Jakarta tergolong rawan kebakaran. Sepanjang tahun 2025, ada 1.195 kasus yang terjadi. 

Nah, dari jumlah itu sekitar 267 insiden berhasil ditangani langsung oleh masyarakat. Sekitar 90 persen kebakaran disebabkan korsleting listrik.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengakui tingginya angka kebakaran di Jakarta sepanjang tahun 2025. 

BERITA TERKAIT :
1.000 Nama Yang Lolos Seleksi Damkar DKI, Yang Pendek Kena Coret, Relawan Kebakaran Banyak Yang Terdepak

Dia menyebut ada sekitar 1.195 kasus di tahun 2025. Dari jumlah itu, sekitar 267 insiden berhasil ditangani langsung oleh masyarakat.

Hal itu dikatakan Pramono saat membuka kegiatan Jakarta Fire Safety Challenge 2025 yang digelar Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta. 

Acara diikuti 1.896 peserta yang terdiri dari relawan pemadam kebakaran serta tim tanggap darurat gedung. 

"Sebanyak 22 persen atau 267 kejadian dapat ditangani secara langsung oleh masyarakat sesuai dengan apa yang diatur dalam pergub yang selama ini kita gunakan," ucap Pramono.

Rawan Terbakar

Data dari Damkar DKI menyebutkan, 400 wilayah se-tingkat RW yang menjadi lokasi rawan terjadi kebakaran. Dari 400 lokasi rawan, 64 lokasi di antaranya menjadi lokasi yang masuk dalam kategori berisiko tinggi terjadi kebakaran. 

Adapun terkait risiko kebakaran di Jakarta, data spasial risiko kebakaran dari Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Provinsi DKI Jakarta menyatakan sebanyak 1,2 persen dari wilayah memiliki risiko kebakaran yang sangat tinggi.

Tingkat risiko kebakaran sangat tinggi ini tersebar banyak di Jakarta Barat terutama Kecamatan Tambora dan Taman Sari. Dan di Jakarta Pusat yakni Kecamatan Tanah Abang dan Johar Baru.

Di Jakarta Selatan yaitu di Kecamatan Kebayoran Baru dan Cilandak. Sementara Jakarta Timur dan Utara tercatat memiliki risiko tingkat kebakaran relatif rendah. 

Data tersebut berdasarkan gabungan dari data tingkat kepadatan jaringan listrik, kepadatan jaringan jalan, kepadatan penduduk dan infrastruktur.