RN - Gelandang Jerman Ilkay Gundogan meninggalkan Manchester City untuk bergabung dengan Galatasaray. Klub elite Turki ini mendapatkan Gundogan secara gratis.
Gundogan mengikuti jejak Kevin De Bruyne, Kyle Walker dan yang terakhir kiper Ederson menutup karier di Man City. Klub top Premier League Inggris ini memang melakukan regenerasi skuad dengan melepas para pemain yang sudah berusia di atas 30.
De Bruyne dilepas Man City dan kemudian bergabung dengan Napoli. Sementara, Walker memperkuat tim promosi Liga Premier, Burnley. Ederson sendiri bergabung dengan Fenerbahce yang merupakan rival Galatasaray yang merekrut Gundogan di Liga Turki.
BERITA TERKAIT :Gundogan sesungguhnya sudah meninggalkan Etihad pada 2023. Dirinya bergabung dengan Barcelona setelah membawa Man City meraih treble.
Gundogan menjadi kapten The Cityzens saat untuk kali pertama memenangi Liga Champions sekaligus meraih tiga trofi utama, Premier League, Piala FA dan Liga Champions.
Namun Gundogan hanya bertahan satu tahun di Barca dan kemudian kembali ke Man City pada musim 2024/2025. Manajer Pep Guardiola tetap menerima gelandang berusia 34 ini.
Saat kembali berseragam biru langit, Gundogan bermain 54 kali di berbagai kompetisi. Dirinya mencetak lima gol dan membuat delapan assists. Hanya saja, pemain yang sudah pensiun dari timnas Jerman ini gagal membawa Man City meraih trofi.
Setelah kontraknya selesai, Man City melepas Gundogan yang kemudian bergabung dengan Galatasaray. Mendapatkan pemain papan atas secara gratis, Galatasaray memberikan kontrak selama dua tahun kepada gelandang yang sudah meraih 14 trofi sejak direkrut Man City dari Borussia Dortmund pada 2016.
Meski kariernya mulai meredup, namun Gundogan tetap mendapat gaji tinggi di Galatasaray. Dirinya menerma gaji bersih 4,5 juta Euro atau sekira Rp86 miliar per tahun.
"Saya yakin Manchester City bakal meraih sukses lebih besar lagi di masa mendatang. Kini saya akan menyaksikan bagaimana mereka bakal meraih kesuksesan itu dari jauh," kata Gundogan.
"Pasalnya saya melanjutkan karier di Turki. Sebuah negara yang sangat berarti bagi saya," ujar Gundogan.
Orang tua Gundogan berasal dari Turki. Meski lahir di Jerman, namun dia sesungguhnya bisa bermain untuk Timnas Turki. Namun Gundogan sejak yunior memilih membela Jerman, dan tetap menjadi bagian Die Mannschaft saat masuk tim senior.
Gundogan juga menyebut Man City tetap menjadi bagian dari dirinya. Bagaimana tidak, Gundogan mencapai puncak karier di klub tersebut.
Dia bermain selama 358 kali di berbagai kompetisi dengan mengemas 65 gol dan menorehkan rekor menjadi juara Premier League empat kali berturut-turut.
"Manchester City tetap ada di hati saya. Memenangkan Premier League dan Piala FA sangat berarti bagi saya," ujarnya.
"Apalagi saya kemudian mendapat kesempatan mengangkat trofi Liga Champions untuk pertama kalinya bagi klub tersebut. Dan yang terutama saya memenanginya di Istanbul. Ini tak akan terlupakan selamanya," sambungnya.