Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Lebih Miskin Dari Indonesia, Kenapa Berburu Cuan Di Kamboja? 

RN/NS | Minggu, 10 Agustus 2025
Lebih Miskin Dari Indonesia, Kenapa Berburu Cuan Di Kamboja? 
WNI di Kamboja.
-

RN - Kamboja menjadi magnet baru tenaga kerja Indonesia. Di Kamboja, saat ini ada sekitar ratusan ribu orang WNI.

Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengatakan ada sekitar 150 ribu orang Indonesia yang bekerja di Kamboja.

Imin menyoroti fenomena itu sebab Kamboja adalah negara yang lebih miskin dari Indonesia.

BERITA TERKAIT :
Thailand Ngamuk, Kamboja Nyerah & Angkat Bendera Putih?

"Itu sampai sekarang sudah di Kamboja saja sudah tidak kurang dari 150 ribu orang yang sudah di sana. Termasuk yang jualan Soto Madura di sana," kata Imin dalam Global Talent Day di Malang, Sabtu (9/8).

Ketua Umum PKB itu mengakui, secara fakta, Kamboja padahal lebih miskin dari Indonesia. 

"Jadi yang bekerja orang Indonesia, yang jual makanan orang Indonesia, yang legal orang Indonesia, yang illegal orang Indonesia di Kamboja. Padahal Kamboja lebih miskin dari Indonesia. Lebih miskin negaranya," imbuh dia.

Imin berpesan kepada calon pekerja migran untuk betul-betul memverifikasi informasi lowongan kerja di luar negeri.

Ia mengatakan di media sosial banyak informasi lowongan kerja yang ternyata menjebak.

"Online itu sekarang sangat mudah mengakses sumber-sumber rekrutmen. Tapi jumlahnya sangat besar dan banyak yang hoax. Ini yang parah ini. Terakhir, kita menyelamatkan perdagangan orang ke Myanmar, Kamboja. Satunya lagi, ada tiga negara yang amat sangat besar jumlah rekrutmennya melalui Facebook," katanya.

Selain dari calon pekerja, ia mengatakan pemerintah daerah dan kementerian terkait punya tanggung jawab untuk terus memperbaharui informasi soal lowongan kerja.

Sehingga, masyarakat mendapat informasi lowongan yang benar dan terverifikasi.

"Ini pemerintah nggak boleh diam lagi lah. Jangan duduk-duduk di kantor, tapi tidak mampu menyajikan verifikasi. Kemarin ada yang rekrutmen melalui Facebook ke Myanmar dan Kamboja. Ujung-ujungnya disiksa di sana jadi pekerja online, penipuan online, scam," katanya.

"Nah, sampai diplomasi kita kewalahan, saya sendiri berangkat ke Kamboja, ketemu perdana menteri segala macem untuk bagaimana caranya," imbuh dia.

Banyak Penyakit 

Sebelumnya, KBRI Phnom Penh merilis resmi lonjakan kematian WNI di Kamboja itu pada Kamis (24/4), mereka telah menangani 28 kasus kematian WNI.

"Angka ini naik 75 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu," demikian pernyataan KBRI Kamboja.

Berdasarkan laporan kepolisian dan rumah sakit di Kamboja, penyebab utama kematian para WNI mencakup penyakit jantung dan stroke. 11 kasus atau 39 persen menderita diabetes dan gagal ginjal/liver. 

Lima kasus atau 18 persen terjangkit kanker, epilepsi, DBD dan gangguan internis lain. Empat kasus atau 14 persen kena HIV, AIDS, dan sexually transmitted diseases. 

Ada juga 3 kasus atau 11 persen mengalami kecelakaan, termasuk kecelakaan lalu lintas 3 kasus atau 11 persen; serta TBC dan penyakit paru-paru 2 kasus atau 7 persen.

Ketua DPR RI Puan Maharani menyentil upaya pemerintah melindungi pekerja migran Indonesia (PMI) buntut kasus kematian WNI di Kamboja melonjak hingga 75 persen pada Januari-Maret 2025 dari tahun sebelumnya di periode yang sama.

Puan menilai peristiwa ini harus menjadi peringatan bagi pemerintah untuk meningkatkan perlindungan terhadap PMI yang berada di luar negeri.

"Fenomena ini harus menjadi warning bagi Pemerintah untuk memaksimalkan perlindungan bagi para PMI kita, yang kita tahu tidak sedikit dari mereka datang ke Kamboja akibat aksi-aksi penipuan," kata Puan dalam keterangan tertulis, Selasa (29/4).