Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Orang Jakarta Main Judol, Si Miskin Ngarep Kaya Tapi Keseret Pinjol 

RN/NS | Sabtu, 26 Juli 2025
Orang Jakarta Main Judol, Si Miskin Ngarep Kaya Tapi Keseret Pinjol 
Ilustrasi
-

RN - Ratusan ribu warga Jakarta terdeteksi bermain judi online (judol). Dari jumlah tersebut ada sekitar 15 ribu orang penerima bantuan sosial (Bansos) juga main judol. 

Duit dari bansos itu diputar bermain judol. Ini namanya orang miskin ngarep kaya tapi malah keseret pinjaman online (pinjol).

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap bahwa sebanyak 602.419 warga Jakarta terlibat permainan judi online (judol). Bahkan angka transaksi mencapai Rp 3,12 triliun.

BERITA TERKAIT :
Situs Judol Mirip Zombie, Dibasmi Lalu Muncul, Bekingnya Kuat Banget

"Total nominal transaksi deposit judi online mencapai Rp 3,12 Triliun dalam 17,5 juta kali transaksi," kata Ketua PPATK Ivan Yustiavandana kepada wartawan, Sabtu (26/7/2025).

Ivan menyebut dari jumlah tersebut 15 ribu warga di antaranya tercatat sebagai penerima bantuan sosial (bansos). Data ini tercatat pada sepanjang tahun 2024.

"Di antara 602 ribu orang tersebut, terdapat 15.033 warga DKI Jakarta sebagai penerima bansos yang masuk ke daftar pemain judi online periode tahun 2024 tersebut," katanya.

Lebih lanjut, Ivan menyebut penerima bansos yang bermain judol itu transaksinya mencapai Rp 67 miliar.

"Total nominal transaksi judol dari kelompok ini sejumlah Rp 67 miliar dalam 397 ribu kali transaksi sepanjang tahun 2024," katanya.

Bukan hanya orang miskin tapi Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung juga kesal lantaran ada anak buanya, aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov DKI yang terbukti terlibat judi online (judol).

Pramono menegaskan ASN DKI yang main judol tidak akan diberi promosi jabatan.

Awalnya, Pramono mengatakan praktik judi online bukan hanya menjadi masalah di Jakarta. Judol, kata dia, sudah menjadi persoalan nasional yang harus diberantas bersama.

"Jadi judol ini sudah menjadi persoalan nasional, bukan hanya persoalan di Jakarta. Tapi memang Jakarta salah satu provinsi dengan angka judol yang cukup besar," kata Pramono kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Kamis (24/7/2025).

Untuk mencegah ASN DKI terlibat judol, Pramono mengaku sudah memerintahkan Inspektorat DKI Jakarta untuk menindaklanjuti data yang diperoleh dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

"Saya sudah memerintahkan Inspektorat untuk meminta data dari PPATK, siapa yang terlibat dalam judol. Kalau mereka terlibat, tentu akan dilakukan pembinaan. Kalau memang masih bisa diperbaiki ya diperbaiki, kalau tidak ya sudah, pasti akan dikenakan sanksi," ucapnya.