Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Yang Miskin Jadi Tajir, Ini Tips Dari Menkeu Sri Mulyani 

RN/NS | Kamis, 19 Juni 2025
Yang Miskin Jadi Tajir, Ini Tips Dari Menkeu Sri Mulyani 
Sri Mulyani.
-

RN - Jumlah pengangguran di Indonesia terus bengkak. Bahkan, kualitas SDM Indonesia jauh dari rata-rata. 

Diketahui, fenomena lulusan sarjana yang menganggur di Indonesia memang menjadi perhatian. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini, mulai dari kurangnya keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, hingga masalah aspirational mismatch dimana ekspektasi pekerjaan tidak sesuai dengan realita. 

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan orang miskin bisa menjadi pekerja yang produktif dengan adanya program pemerintah seperti makan bergizi gratis (MBG) hingga Sekolah Rakyat.

BERITA TERKAIT :
33 Juta Keluarga Tinggal Di Tempat Kumuh, Menteri PKP Ara Mana Gebrakannya?

Walau tidak kekurangan angkatan kerja, Indonesia menghadapi masalah skill dan kualitas. Sri Mulyani menilai permasalahan tenaga kerja Indonesia berkaitan dengan urusan gizi sampai pendidikan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2014 tercatat ada 495.143 penganggur dari kategori lulusan universitas. Jumlah itu melonjak tajam hingga mencapai 981.203 orang per Agustus 2020, sampai akhirnya sedikit menurun menjadi 842.378 orang per Agustus 2024.

"Orang miskin enggak mungkin jadi entrepreneur ulet. Dia harus kesehatannya diperbaiki, gizinya diperbaiki, sekolahnya harus di-provide," tegas Sri Mulyani dalam CNBC Economic Update 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (18/6).

"Labor, kalau dia masa kecilnya stunting, kurang gizi, maka dia tidak akan pernah bisa menjadi labor yang produktif. Maka, kita mengintervensi dari mulai pemeriksaan kesehatan gratis, program anti-stunting ... That's necessary intervention, termasuk makanan bergizi (makan bergizi gratis/MBG)," jelasnya.

Bahkan, sang Bendahara Negara membandingkan kualitas tenaga kerja RI dengan lulusan Ivy League alias kumpulan 8 kampus elite di Amerika Serikat. Ia menganggap persaingan itu bakal berat jika masalah gizi sampai pendidikan tak diperbaiki.

Wanita yang akrab disapa Ani itu menekankan tidak mungkin anak-anak yang tak diimunisasi atau kurang gizi bisa bersaing secara sempurna dan adil dengan jebolan Ivy League.

"Presiden Prabowo (Subianto) menetapkan bahwa mereka yang tidak beruntung, anak-anak orang miskin, sekarang ditampung di dalam Sekolah Rakyat. Sehingga mereka mendapatkan fasilitas pendidikan yang tidak hanya sama, bahkan baik. Itu tidak hanya memotong tali kemiskinan, namun juga meng-empower mereka," jelas Ani.