Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Perusahaan Tambang Bikin Rusak Jalan Parung Panjang Bogor, Sudah 100 Warga Tewas 

RN/NS | Senin, 10 Februari 2025
Perusahaan Tambang Bikin Rusak Jalan Parung Panjang Bogor, Sudah 100 Warga Tewas 
Dedi Mulyadi, Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro dan Wakil Bupati Bogor terpilih Ade Jaro membahas Parung Panjang.
-

RN - Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dikenal bahaya. Jalur ini layak disebut sebagai jalur neraka karena sering menimbulkan korban jiwa.

Gubernur Jawa Barat (Jabar) terpilih Dedi Mulyadi bersama Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro sepakat kalau Parung Panjang tersebut sebagai 'jalur neraka'.

Pertemuan keduanya diunggah dalam akun YouTube milik Dedi Mulyadi seperti dilihat detikcom, Minggu (9/2). Hadir Wakil Bupati Bogor terpilih Ade Jaro dalam pertemuan yang dilakukan tersebut.

BERITA TERKAIT :
Bogor Surga Tambang Ilegal, Dari Pungli Sampai Jalan Rusak 

AKBP Rio menjelaskan terkait persoalan yang ada di Parung Panjang, Kabupaten Bogor, mulai median jalan rusak, konstruksi jalan hingga penerangan yang kurang memadai. Rio mengungkap selama dia menjabat kurang lebih 100 orang menjadi korban dalam kecelakaan lalu lintas di Parung Panjang.

"Kami mohon bantuan kepada Pak Gub untuk masalah Parung Panjang. Selama kami menjadi Kapolres Bogor selama 1 tahun 8 bulan itu kasus kecelakaan yang diakibatkan baik itu lalainya si pengemudi, baik itu kontur jalan yang kurang memadai, Jalan rusak dan sebagainya itu menimbulkan korban jiwa yang sangat banyak," kata AKBP Rio.

"Parung Panjang itu adalah jalan untuk kepentingan penambang. Selama ini penambang menggunakan jalan warga. Menggunakan jalan provinsi. Sudah berapa korban di situ, Pak?" tanya Dedi Mulyadi.

"Selama kami di sini sudah hampir 100 lebih, Pak Gub," jawab Rio.

"Nah, kecelakaannya sampai meninggal 100 itu gimana, Pak?," tanya Dedi Mulyadi kembali.

"Jadi kurang lebih 2 tahun data kami itu karena kontur jalan, jumlah muatan, kemudian jalan rusak, penerangan jalan umum yang kurang memadai, dan sempitnya jalan. Di luar dari penyakit-penyakit lain seperti ISPA. Nah itu kami butuh bantuan dari pemerintah," jelas AKBP Rio.

Dalam pertemuan tersebut, dibahas juga terkait persoalan tidak sinerginya aturan antara Kabupaten Bogor dan Kabupaten Tangerang terkait proses penambangan.

AKBP Rio mengatakan tidak sinkronnya aturan waktu penambangan berdampak pada aktivitas masyarakat. Bahkan, lanjut Rio, hal tersebut berakibat pada kecelakaan lalu lintas.

"Sama izin Pak Gub yang operasionalnya tolong disinkronkan antara Pemprov Banten dalam hal ini Tangerang dengan Pemprov Jabar dalam hal ini Kabupaten Bogor. Si para penambang ini Pak Gub. Karena ketika jam operasional itu berbenturan dengan orang tua mengantar anak sekolah dan orang tua menjemput anak sekolah dan aktivitas masyarakat di pasar, itu berbenturan bisa meningkatkan jumlah korban jiwa," jelas AKBP Rio.

"Berarti Parung Panjang itu adalah neraka bagi warga Bogor?," kata Dedi Mulyadi.

"Neraka bagi warga Bogor? Dia berneraka di jalan raya akibat penambangan, dia berneraka akibat polusi penambangan dan dampak lingkungannya. Kalau posisi penambangannya sendiri ada di posisi mana?," imbuhnya.

Dedi Mulyadi mengatakan dia akan segera mencari jalan keluar untuk persoalan tersebut. Dia akan mengumpulkan instansi terkait untuk membahas hal tersebut.