Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

5 Fakta Jakarta Dikepung Banjir Saat Imlek Hingga Monas Terendam

RN/NS | Sabtu, 01 Februari 2025
5 Fakta Jakarta Dikepung Banjir Saat Imlek Hingga Monas Terendam
Kawasan Monas saat terendam banjir.
-

RN - Banjir Jakarta saat Hari Raya Imlek mengejutkan. Total adasekitar 29 ruas jalan dan 54 RT yang terendam.

Tragisnya lagi, Monas yang menjadi simbol Jakarta juga penuh dengan luapan air. Lalu apa penyebab banjir yang begitu masif dan meluas?

1.Hujan Meluas 

BERITA TERKAIT :
35 RT Jakarta Masih Banjir, Terparah Di Jakbar Dan Jakut 

BMKG mengungkap hujan yang turun sangat luas dan intensitasnya sampai mencapai level ekstrem. Data BMKG menunjukkan hujan yang merata di seluruh wilayah Jabodetabek pada Selasa malam hingga Rabu dinihari lalu. Hujan memiliki intensitas sedang hingga lebat.

Data Stasiun Meteorologi Kemayoran di Kantor Pusat BMKG menera curah hujan yang turun hingga 184 mm sepanjang 24 jam itu. Stasiun Meteorologi Soekarno-Hatta, di bandara, lebih tinggi lagi, yakni 250 mm. Hujan yang turun di kedua wilayah itu menunjukkan hujan ekstrem (lebih dari 150 mm).

Seperti diketahui, curah hujan yang terjadi juga menyebabkan banjir merendam akses jalan tol bandara, jalan perimeternya, hingga di dalam kawasan bandara hingga terminal. Kemacetan mengular dan dipastikan berdampak kepada jadwal penerbangan pengguna jasa pesawat terbang.

Prospek cuaca mingguan BMKG, periode 30 Januari-6 Februari, juga mengungkap kalau di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, curah hujannya lebih ekstrem lagi, yakni sampai 264 mm. Di kawasan Pulomas, Jakarta Timur sampai 214,6 mm. "Dan beberapa wilayah lainnya di Jabodetebak yang mencapai intensitas lebih dari 150 mm/hari," kata BMKG.

Stasiun Meteorologi Citeko di Jalan Raya Puncak, Cisarua, Bogor, melaporkan intensitas hujan yang mengguyur wilayah itu 112 mm per periode yang sama atau tergolong sangat lebat. Sedangkan Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok mencatat hujan 91 mm atau tergolong lebat.

Hujan di Jabodetabek sekaligus yang paling tinggi di seluruh wilayah Indonesia yang dicatat BMKG sepanjang Selasa pagi sampai Rabu pagi lalu. 

2.Drainase Buruk 

Pj Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi saat meninjau banjir mengatakan, banjir disebabkan karena hujan ekstrem yang mengguyur Jakarta sejak siang kemarin.

Teguh menuturkan, saat ini infrastruktur utama pengendalian banjir di Jakarta hanya mampu menangani curah hujan dengan intensitas 150 mm/hari. Artinya drainase tidak mampu menampung tumpahan air hujan.

"Saya telah instruksikan kepada jajaran Dinas SDA, BPBD, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat," ucapnya.

3.Hujan Buatan 

Jakarta melakukan hujan buatan untuk mengatasi polusi udara dan banjir. Hujan buatan ini dilakukan oleh Pemprov Jakarta bersama BMKG.

Untuk banjir, Jakarta sudah membuat hujan buatan dengan anggaran sekitar Rp 8 miliar. Tapi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan biaya operasional untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk satu kali sekitar Rp200 juta.

Dana tersebut salah satunya untuk biaya sewa pesawat per hari. Tapi saat banjir, Pemprov Jakarta kabarnya lupa dengan membikin hujan buatan saat Imlek.

4.Dinas SDA Jeblok 

Ketua DPRD Jakarta, Khoirudin mengatakan, pihaknya akan mengusulkan evaluasi anggaran dan regulasi penanganan banjir ke pemprov. Usulan evaluasi ini disampaikan menyusul banjir yang terjadi di sejumlah wilayah Jakarta sejak Selasa (28/1/2025) kemarin.  

“Kita mengevaluasi anggaran, kedua kita evaluasi regulasi. Apa sih yang menjadi hambatan dinas terkait itu untuk bisa menyelesaikan banjir secepatnya?” ujar Khoirudin, Jumat (31/1/2025). 

DPRD juga berencana meminta Pemerintah Provinsi Jakarta menetapkan Key Performance Index (KPI) bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan pemprov. 

KPI ini akan menjadi tolok ukur kinerja, terutama bagi dinas yang berperan dalam mitigasi bencana, seperti Dinas Sumber Daya Air (SDA). 

“Misalnya SDA. Sekarang ada berapa titik banjir? Setelah satu tahun dia bertugas, dikasih anggaran, berapa titik banjir yang terselesaikan, yang turun?” ungkap dia.

5.Rugi Puluhan Miliar

Kamar Dagang dan Industri Indonesia atau KADIN Jakarta memperkirakan kerugian ekonomi akibat banjir di Jakarta mencapai puluhan miliar rupiah. Apalagi bencana klasik tersebut datang bertepatan dengan libur panjang, termasuk perayaan tahun baru Imlek. 

Upaya mitigasi banjir di Jakarta dan sekitarnya perlu terus diperkuat untuk menekan kerugian tersebut. Banjir sangat mengganggu aktivitas dan kelancaran perekonomian yakni perdagangan, mobilisasi masyarakat, dan transportasi atau logistik.