RN - Pisau buah yang dibeli di minimarket ternyata tajam. Dengan pisau tersebut, tersangka mutilasi kekasihnya yang ditemukan di dalam koper merah di Ngawi, Jawa Timur, memotong-motong tubuh korban.
Bahkan, pelaku menggorok leher korban hingga putus dengan pisau tersebut. Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Farman menyebut tersangka yakni Rohmad Tri Hartanto alias Antok (32) membeli pisau buah teresebut di minimarket.
Antok disebut-sebut sebagai ketua dari salah satu perguruan silat di Jawa timur dan aktivis LSM. Dia tega melakukan mutilasi terhadap UK (29) warga Blitar yang tubuhnya ditemukan di dalam koper warna merah dan dibuang di Ngawi, Jawa Timur.
BERITA TERKAIT :Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Farman mengatakan, RTH adalah teman dekat atau kekasih korban. Ia mengaku sebagai suami siri ke tetangga sekitar indekos tempat tinggal UK.
Farman mengatakan, setidaknya ada tiga motif yang membuat pelaku membunuh korban. Motif pertama pelaku cemburu karena ketahuan memasukkan laki-laki lain ke dalam kos korban (cinta segitiga).
"Pelaku ini sakit hati, cemburu karena korban ketahuan memasukkan laki-laki lain ke dalam kos korban, sementara tersangka ini di kos korban mengaku sebagai suami siri korban," kata Farman di Mapolda Jatim, Surabaya, Senin (27/1).
Motif kedua, pelaku sakit hati karena korban kerap meminta uang kepada tersangka. Bahkan sebelum peristiwa pembunuhan terjadi, pelaku sudah menyiapkan uang untuk korban.
"Korban kerap minta uang kepada pelaku makanya pada saat tanggal 19 pada saat pertemuan di hotel di Kediri itu memang tersangka sudah menyiapkan uang Rp1 juta untuk diberikan kepada korban karena sebelumnya memang sudah ada chat-chat melalui WhatsApp," katanya.
Motif ketiga, pelaku sakit hati karena korban menghina anak pelaku. Farman menyebut, korban pernah mendoakan anak pertama pelaku jika besar nanti menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK).
"Sakit hati lainnya dari hasil pemeriksaan bahwa korban tidak terima karena pelaku ini memiliki anak yang kedua, sehingga dari korban sendiri ya sempat melontarkan supaya pelaku ini menghilangkan anak keduanya," pungkas dia.
Farman mengatakan, pisau itu dibeli tersangka di sebuah minimarket di wilayah Kediri, saat dalam perjalanannya usai mengambil koper, kantong plastik dan tali di rumahnya, di Dusun Banaran, Desa Gombang, Kecamatan Pakel, Tulungagung, Senin (20/1) dini hari.
Usai mengambil koper dan membeli pisau itu, tarsangka kembali ke kamar hotel di Kediri, tempat dia mengeksekusi korban. Korban sendiri saat itu sudah lebih dulu tak bernayawa akibat dicekik oleh tersangka beberapa jam sebelumnya.
"Caranya bagaimana? Pertama, menyiapkan koper diambil di rumah, kemudian menyiapkan beberapa barang dibutuhkan antara lain plastik lakban, pisau yang dibeli di salah satu tempat," ucapnya.
Antok, kata Farman, memutilasi korban karena tidak cukup dimasukkan ke koper dalam keadaan utuh. Dia lalu memotong-motong bagian tubuh perempuan asal Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar menjadi beberapa bagian.
"Sekitar tanggal 20 (Januari 2025) dini hari korban melakukan aksinya dalam arti mutilasi. Kenapa dilakukan mutilasi? Karena awalnya korban akan dimasukkan secara utuh di dalam koper, tapi karena tidak cukup kemudian di mutilasi," katanya.
Kabid Labfor Polda Jatim, Kombes Pol Marjoko mengatakan dari hasil pemeriksaan, pihaknya tak ditemukan bekas atau bercak darah di pisau buah tersebut.
"Sebilah pisau dengan sarung sajam plastik warna hijau panjang sekitar 20 cm ini negatif darah," kata Marjoko.
Karena itu, Marjoko mengatakan pihaknya masih mendalami lagi apakah pisau itu sempat dibersihkan oleh tersangka setelah melakukan aksinya.
"Kami sudah berupaya untuk memeriksa mulai dari pisaunya kemudian sarungnya jadi itu tidak terdapat darah. Namun itu diakui [digunakan] oleh pelaku. Apakah setelah melakukan dibersihkan atau dicuci yang jelas setelah kami periksa tidak terdapat darah," ujarnya.