RN - Jokowi masuk nominasi sebagai tokoh paling korup di dunia versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP – organisasi jurnalisme investigasi dunia) heboh.
Jokowi sudah membantah kalau dirinya tidak melakukan apapun saat menjabat. Dia juga meminta bukti soal tuduhan tersebut.
Jokowi masuk nominasi bersama Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina, dan konglomerat India Gautam Adani.
BERITA TERKAIT :OCCRP kemudian memberikan penjelasan terkait Jokowi yang masuk nominasi. Dalam keterangannya, OCCRP menjelaskan nama-nama nominasi berasal dari usulan masyarakat dunia.
Seperti diberitakan, Jokowi menanggapi namanya masuk dalam finalis tokoh terkorup versi OCCRP. Jokowi mempertanyakan dan meminta dibuktikan bahwa dirinya telah melakukan korupsi.
"Yang dikorupsi apa. Ya dibuktikan, apa," kata Jokowi, sambil tertawa saat di Rumahnya Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng) pada 31 Desember 2024.
Dia mengungkapkan bahwa memang banyak sekali framing yang merugikan dirinya tanpa bukti yang jelas.
"Ya apa, apalagi? Sekarang kan banyak sekali fitnah, banyak sekali framing jahat. Banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti. itu yang terjadi sekarang kan," ujar Jokowi.
“Hal ini sudah berjalan selama 13 tahun dan diputuskan oleh tim juri yang berasal dari civil society, akademisi, dan jurnalistik, yang kesemuanya memiliki pengalaman dalam menginvestigasi korupsi dan kejahatan. Kami menerima lebih dari 55 ribu masukan, termasuk tokoh-tokoh politik terkenal bersama tokoh yang tidak begitu dikenal,” kata OCCRP dikutip dari laman resminya, Jumat (3/1).
OCCRP menjelaskan pihaknya tidak memiliki kontrol atas tokoh-tokoh yang masuk nominasi karena nama-nama tersebut berasal dari masyarakat.
“Ini termasuk nominasi mantan Presiden Indonesia Joko Widodo, yang dikenal sebagai Jokowi. OCCRP memasukkan para ‘finalis’ yang mendapat dukungan online terbanyak dan memiliki beberapa dasar untuk dimasukkan [dalam nominasi final],” ujarnya.
OCCRP mengatakan, pihaknya tidak memiliki bukti Jokowi terlibat dalam tindak korupsi untuk keuntungan pribadi selama masa kepemimpinannya.
“Meski demikian, kelompok civil society dan para ahli mengatakan pemerintahan Jokowi secara signifikan melemahkan komisi anti korupsi Indonesia. Jokowi juga secara luas dikritik karena merusak lembaga pemilihan umum dan peradilan Indonesia demi kepentingan ambisi politik putranya, yang kini menjadi wakil presiden di bawah presiden baru Prabowo Subianto.
“Para hakim menghargai nominasi masyarakat, tapi dalam beberapa kasus, tidak ada bukti langsung tentang korupsi yang signifikan atau pola pelanggaran yang telah berlangsung lama,” jelasnya lagi.
“Namun, jelas ada persepsi yang kuat di antara masyarakat tentang korupsi dan ini harus menjadi peringatan bagi mereka yang dinominasikan bahwa masyarakat sedang mengawasi dan mereka peduli. Kami juga akan terus mengawasi,” pungkasnya.
OCCRP memutuskan Bashar al-Assad, yang tidak masuk dalam tokoh yang paling dinominasikan, sebagai “Person of the Year” berdasarkan keputusan para juri.
Peran Assad dalam mengacaukan Suriah dan kawasan melalui jaringan kriminal terbuka, pelanggaran hak asasi manusia yang signifikan termasuk pembunuhan massal, dan korupsi menjadikannya pilihan utama.