RN - Setelah dipecat PDIP, status Jokowi kini terkatung-katung. Jokowi kabarnya merapat ke Golkar dan Gerindra.
Sekretaris Partai Golkar Sarmuji menyindir PDIP yang baru berani memecat Joko Widodo setelah Presiden ke-7 Republik Indonesia tersebut lengser dan tidak lagi punya kewenangan.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Partai Golkar Sarmuji dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV dengan tema ‘Tak Dianggap PDI-P, Jokowi Gaungkan ‘Partai Perorangan’, Senin (9/12/2024).
BERITA TERKAIT :Sindiran Golkar ini ibarat pepatah habis manis lalu didepak.
“Ini kan pas Pak Jokowi sudah tidak punya kewenangan baru dipecat PDIP,” kata Sarmuji.
“Tetapi nggak apa-apa, meskipun tidak punya kewenangan, kami menganggap Pak Jokowi masih punya pengaruh yang cukup kuat,” kata Sarmuji.
Oleh karena itu, kata Sarmuji, Partai Golkar sebagai partai terbuka membuka peluang bagi Jokowi atau siapa pun pihak yang ingin bergabung.
“Golkar memang partai yang terbuka, partai yang keanggotaannya siapa pun bisa masuk, ya syaratnya adalah, seti pada Pancasila dan UUD 1945 lalu tentu saja bersedia mengikuti aturan yang ada di Partai Golkar, cukup,” ucap Sarmuji.
“Golkar jangankan Pak Jokowi ya, orang yang barangkali levelnya setingkat RT saja, kalau masuk ke Partai Golkar kita sambut dengan tangan terbuka, saat ini Pak Jokowi adalah orang yang bebas, orang yang merdeka, bebas menentukan pilihan, bebas berserikat dan berkumpul dan itu dijamin oleh UUD,” ucapnya.
Atas dasar itu, Sarmuji menegaskan tidak ada alasan bagi Partai Golkar untuk tidak menerima jika Jokowi ingin bergabung.
“Karena itu bagi Golkar, andaikan Pak Jokowi masuk ke Golkar ya tidak ada alasan untuk menolak, itu konsekuensi sebagai partai yang terbuka,” kata Sarmuji.
Sebelumnya, Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Andreas Hugo Pareira tegaskan partainya tidak masalah jika ada partai-partai yang ingin menerima Joko Widodo.
Hal tersebut disampaikan oleh Politisi PDI-P Andreas Hugo Pareira dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV dengan tema ‘Tak Dianggap PDI-P, Jokowi Gaungkan ‘Partai Perorangan’, Senin (9/12/2024).
“Silakan kalau ada partai lain mau menerima beliau, ya kita tidak berkeberatan dan bahkan lebih baik,” ucap Andreas.