RN - Gerindra DKI Jakarta sebaiknya membangun gerbong koalisi sendiri. Sebagai partai terbesar nommor tiga di Jakarta, Gerindra sudah selayaknya memajukan calon gubernur (cagub).
Mantan Wagub DKI Jakarta yang juga Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) harus lebih berani tampil mengambil peran sebagai poros koalisi. Ariza sebaiknya menolak bentuk tawaran menjadi botol kecap atau sebatas wakil gubernur.
Di bawah PKS dan PDIP, suara Gerindra berada di uturtan ketiga meraup 12% atau 728.297 suara di Jakarta. Bicara jejak rekam di Jakarta, Gerindra selalu membuat gerbong koalisi.
BERITA TERKAIT :Di Pilkada 2012, Gerindra bersama PDIP berhasil menumbangkan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli (Foke-Nara) dengan mengusung Jokowi-Ahok. Begitu juga di Pilkada 2017, Gerindra berhasil menumbangkan Ahok-Djarot dengan mendorong Anies-Sandi.
Dengan jejak rekam tersebut, mesin Gerindra tidak bisa dikatakan kuat dan tangguh. Artinya jika Golkar mengajak Gerindra koalisi dengan memasang Ariza sebagai ban serep sebaiknya ditolak.
Ariza memang gagal dalam pencalegan di DPR. Tapi, lewat tangan dinginnya itu, Ariza mampu menumbangkan dominasi Anies-Cak Imin saat Pilpres 2024.
Diketahui suara Prabowo-Gibran di Jakarta dari Berita Acara dan Sertifikat Hasil Penghitungan Suara Tingkat KPU Provinsi DKI Jakarta, perolehan suara pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres), Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar memperoleh 2.653.762 suara atau setara 41,07%. Sedangkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memperoleh 2.692.011 suara atau setara 41,67%.
Sementara capres-wawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD memperoleh 1.115.138 suara atau setara dengan prosentase 17,26%. Pusat Kajian Jakarta (PKJ) menyebutkan, peluang Ariza maju sebagai calon gubernur terbuka lebar.
Hanya sayangnya, tingkat elektabilitas Ariza masih di bawah mantan Gubernur Jabar Ridwan Kamil. "Ariza harus sudah bergerak, mesin Gerindra jangan sampai stag," tegas Koordinator Pusat Kajian Jakarta (PKJ), YN Rijal kepada wartawan, Selasa (9/4).
Gerindra Jakarta kata YN Rijal jangan terlena dengan kemenangan Prabowo-Gibran. "Walaupun Jakarta sudah jadi DKJ tapi masih menjadi barometer politik nasional. Jika Gerindra gagal maka berpotensi mengganggu pencalonan Prabowo di 2029," terangnya.
YN Rijal merasa geli dengan manuver Golkar yang menyebut Ariza akan dijadikan cawagub-nya Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta Ahmed Zaki Iskandar. "Bicara pengamalaman dan jam terbang ya menang Ariza ketimbang Zaki. Jadi jangan mau jadi ban serep," tambahnya.