RN - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sepertinya sudah haikul yakin melawan Jokowi. Bahkan, Ahok sudah terang-terangan mendukung Ganjar-Mahfud.
Saat deklarasi Relawan Ahokers di Jakarta Pusat pada Minggu (4/2/2024), Ahok bercerita soal manuvernya. Dia sempat dilarang oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Namun, Ahok tetap berkukuh lantaran keputusannya sudah bulat. “Akhirnya saya bilang (ke Megawati) ‘Ibu, kalau saya enggak mau berjuang untuk Pak Ganjar dan Pak Mahfud sekarang, saya akan menyesal seumur hidup saya. Izinkan saya keluar untuk melawan,” tutur Ahok.
BERITA TERKAIT :Ahok mengklaim dirinya memilih mundur dari jabatan Komisaris Utama PT Pertamina agar tidak menggunakan fasilitas negara.
Sementara Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyangkal pandangan soal Ahok menjadi 'kuda putih' bagi Jokowi.
Julukan kuda putih itu ramai di media sosial X karena anggapan Jokowi sengaja menempatkan Ahok untuk mencegah paslon Ganjar-Mahfud bergabung dengan Anies-Muhaimin.
Hasto justru berpandangan bahwa dukungan Ahok justru memberi efek kejut bagi Presiden Jokowi. "Nggak ada kuda putih. Tapi itu mengejutkan, kemungkinan besar mengejutkan Pak Jokowi," kata Hasto di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin, 5 Januari 2024.
Pasalnya, kata dia, Ahok merupakan salah satu orang yang yang terlibat dengan keberhasilan Jokowi ketika sama-sama memimpin DKI Jakarta. Hasto menilai dukungan yang diberikan Ahok kepada Ganjar-Mahfud sepenuhnya merupakan gerakan moral dan etika.
Politisi PKS Mardani Ali Sera menilai wajar gabungnya Ahok ke Ganjar. Dia menyindir Jokowi agar bisa mengikuti Ahok jika berpihak pada pasangan capres.
"Yang pertama, tentu wajar banyak spekulasi tetapi saya menghargai Ahok yang di akhir tegas mengatakan bahwa beliau ingin full mendukung 03 dan kampanye," kata Politisi PKS Mardani Ali Sera di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Senin (5/2/2024).
Lebih lanjut, Mardani mengatakan kubu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) tidak menutup peluang apabila nantinya berkoalisi dengan kubu Ganjar-Mahfud. Menurutnya, akan ada kesepahaman apabila komunikasi politik telah dilakukan.
"Tetap terbuka. Karena ketika kita sudah masuk putaran kedua, kita akan mulai komunikasi lagi dengan banyak pihak. Dari banyak pihak itu nanti akan ketemu tuh titik yang mana yang bisa komunikasi," katanya.
Gak Ngaruh
Koar-koar Ahok usai mundur dari Pertamina dinilai gak ngaruh. Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran Habiburokhman terlalu kecil dan terlambat hingga mungkin tidak mempengaruhi suara.
"Too litle too late, atau malah nggak ngaruh sama sekali," kata Habiburokhman, Senin (4/2/2024).
Menurutnya, orang-orang dulu mendukung Ahok karena Ahok di barisan Presiden Jokowi. Namun saat ini, katanya, Jokowi tak lagi mendukung Ganjar maupun PDIP.
"Masyarakat tahu bahwa Pak Jokowi tidak bersama Ganjar lagi dan tentu Pak Jokowi berbeda pilihan dengan Ahok," sambungnya.
Ia justru menilai saat ini masyarakat DKI Jakarta banyak yang mendukung Prabowo-Gibran. "Ini karena masyarakat DKI melek politik, melihat TV sehingga tren elektabilitas Prabowo-Gibran terus meroket," tambahnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, memastikan mundurnya Ahok dari kursi Komisaris Utama PT Pertamina tidak akan menghambat kerja perusahaan minyak negara tersebut.
Kata Erick kalau Pertamina baik-baik saja karena bukan kerja individu melainkan tim. "Saya percaya kinerja Pertamina itu baik karena direksi komisaris dan karyawan bersatu untuk menjadikan Pertamina lebih baik lagi," kata Erick saat ditemui di kedua Prabowo di Jalan Kartanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (4/2/2024).
Menurut dia, mundurnya Ahok yang disinyalir karena pilihan politik merupakan bagian dari kebebasan demokrasi. Ia pun tidak mempersoalkan hal tersebut lantaran semua orang berhak memiliki pilihan untuk tetap mengabdi ataupun mundur dari jabatan di BUMN.
Tidak hanya Ahok, dia pun mencontohkan beberapa tokoh yang akhirnya memilih mundur dari kursi petinggi di perusahaan BUMN lantaran pilihan politik.
"Ada juga komisaris BSI, Arief Rosyid, mundur ya pilihan. bukan salah dan benar tapi ini era demokrasi yang harus kita hargai," kata dia.